Labels

Main Menu

Labels

Pages

Featured 1

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 2

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 3

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 4

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 5

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Kamis, 29 Juni 2017

WALI TANPA NAMA DAN TANPA GELAR

Suatu hari aku bertemu dengan orang gila ( Al-majnuni Murokab )tak jauh dari makam seorang wali, ia ngoceh ga jelas seperti sedang bicara dengan seseorang, dia berbicara seperti ini: . "andaikan mereka tahu bahwa ada wali "tanpa nama tanpa gelar" yang memiliki kemampuan seperti wali qutb niscaya mereka akan datang berbondong-bond ong mencium tangan wali tanpa nama tanpa gelar tersebut minta di do'akan hajatnya, jika wali tanpa nama tanpa gelar itu telah wafat niscaya mereka akan berlama-lama dipekuburannya berdzikir, berdo'a dan bermuhasabah diri meminta ampun kepada ALLAHU MAHA PENGAMPUN atas dosa-dosa mereka selama ini Andaikan mereka tahu jika mereka sami'na wa athona kepada wali tanpa nama tanpa gelar niscaya ALLAHU SWT akan angkat derajatnya, Namun sayang sekali karena wali tersebut tanpa nama dan tanpa gelar kewalian maka ia seringkali dilupakan dan diabaikan setiap orang" aku yang dengar ocehannya kaget dam bergumam "hahhh??? ada wali tanpa nama tanpa gelar yang kemampuannya seperti wali qutb? Siapakah wali tersebut?" . dengan sedikit rasa takut-takut aku dekati dia karena penasaran ingin tahu siapa sebenarnya wali tanpa nama tanpa gelar tersebut? . lalu terjadi dialog: . Aku : maaf mbah tadi saya dengar mbah ada mengoceh panjang lebar dan berbicara tentang wali tanpa nama tanpa gelar, siapakah sebenarnya wali tersebut mbah? mengapa sedemikian hebatnya wali tanpa nama tanpa gelar tersebut hingga kemampuan dan derajatnya hampir menyamai wali qutb? . Orang gila tersebut menoleh kearahku dan matanya sedikit melotot lalu berkata : . "sampeyan siapa? kamu nguping omonganku yach? Apa pentingnya kamu perlu merasa tahu tentang wali tanpa nama?" . Ucapnya dengan nada agak tinggi, Mendengar ucapan suaranya yang agak bernada tinggi terkesan kasar membuat aku sedikit takut dan gentar, lalu berkata : . "maaf mbah, bukan maksud saya menyinggung mbah, nama saya Bolank saya seorang muhibbun pecinta para wali-wali ALLAHU, kadang-kadang saya dan teman-teman sprti M Darjo Huda Naja Suluk Ahmad Nawan Nyel berziarah ke makam para wali, saya penasaran dan tertarik dengan wali tanpa nama tanpa gelar yang mbah sebutkan, kalau boleh tahu siapakah wali tersebut mbah?" . Orang gila itu tertawa terbahak-bahak dan berkata: "HA HA HA HA HA HAA ..... dasar bocah goblog, namanya juga wali tanpa nama tanpa gelar, tentu saja aku tidak tahu nama wali tersebut dan apa gelar kewaliannya, kamu ini tampang keliatan pintar tapi ternyata goblog yach, HA HA HA HA HA" . JLEEB, terasa menusuk sekali perkataannya dia menyebut aku anak bodoh dan goblog, wajahku merah padam menahan sedikit emosi, sepertinya aku salah sangka kukira orang gila tersebut orang yang bisa diajak dialog, tapi nyatanya dia sebut aku bocah goblog, yach aku memang goblog namanya juga wali tanpa nama tanpa gelar jadi siapa yang tahu nama wali tersebut? siapa yang tahu gelar wali tersebut sedangkan wali tersebut tanpa gelar?, ach sudahlah sebaiknya kutinggalkan saja dia, aku pun mulai membalikkan badan dan membuang muka dengan wajah masam hendak meninggalkan orang gila tersebut, . "Hai fikri mau kemana sampeyan, sampeyan ini bagaimana sudah datang tidak mengucapkan salam, malah pergi begitu saja tanpa mengucapkan salam, baru diejek begitu saja sudah bermuka masam, apakah mursyidmu yang seorang wali qutb tidak mengajarkanmu untuk mengucapkan salam saat datang dan pergi? apakah mursyidmu yang seorang wali tidak mengajarkanmu untuk bisa bersabar menahan celaan dan hina an?" . langkahku terhenti, astaghfirullah .... betul sekali, aku tadi lupa mengucapkan salam sebelum memulai obrolan dan aku juga pergi begitu saja tanpa mengucapkan salam, dan tak kusangka dia menyebut mursyidku seorang wali qutb, sepertinya dia mengenal mursyidku . kemudian aku kembali menghampirinya dan berkata "assalammu' alaikum wr. wb. mbah, mohon maaf mbah atas kelancangan saya karena datang dan pergi tanpa mengucapkan salam, sekali lagi saya mohon maaf" (sambil mencoba meraih tangannya untuk menyalami dan mencium tangannya), orang gila itu menepis tanganku seraya berkata "wiss sudah , cukup bilang minta maaf dan tak perlu cium tangan segala" . aku jadi salah tingkah, tiba-tiba suasana hening sejenak beberapa menit, aku diam dan diapun diam suasana serasa seperti di kuburan . "ngapain kamu masih disini?" . tiba -tiba suaranya memecah keheningan, aku agak kaget lalu berkata : . "maaf.. anu mbah ... anu" , orang gila itu menyela kalimatku "anu ... anu .... anu-anu apa? ngomong yang jelas jangan ngomong jorok, itu anumu ada disitu, mau pamer dan adu anu? ayo sini aku ladenin, mana anumu? ayo tunjukkan" . annnnccur ... mukaku rasanya merah padam, merasa salah tingkah dan bodoh dihadapan orang gila tersebut, dengan rasa sedikit menahan malu aku tetap memberanikan diri untuk bertanya : . "maksud saya bukan anu mbah , maksud saya adalah ingin tahu siapa sebenarnya wali tanpa nama tanpa gelar yang mbah katakan saat saya mencuri dengar" . orang gila bertanya "kamu ini ga pinter pinter juga, sudah berapa lama kamu belajar tassawwuf/spritual?" . aku menjawab "sudah sekitar hampir 7 tahun, mbah" lalu orang gila itu berkata sambil menepuk pahanya : . "sudah 7 tahun masa kamu ora mudeng dan tidak tahu wali tanpa nama dan tanpa gelar, memangnya gurumu tidak mengasih tahu?" . aku menjawab "saya sering membaca dan mendengar suhbah dari guru saya mbah, tapi saya belum tahu dan belum pernah dengar ada wali tanpa nama dan tanpa gelar, dan guru sayapun tidak pernah menyebutkan siapa wali tersebut?" . orang gila itu tertawa terkekeh-kekeh lalu berkata "sebenarnya gurumu ada menyebutkannya bahkan berulang-ulang kali menyebutkannya hanya saja kamu aja yang ga faham-faham dengan maksud gurumu, lagipula sebutannya wali tanpa nama dan tanpa gelar jelas gurumu tidak tahu nama wali tersebut dan tidak tahu gelar wali tersebut tapi kamu sendiri tahu siapa wali tersebut, bahkan wali tersebut begitu dekat denganmu" . aku bergumam dalam hati "apaaa?? aku mengenal wali tersebut? siapa dia?", aku tambah penasaran siapakah wali tersebut yang dimaksud orang gila tersebut lalu aku bertanya : " maaf mbah , siapakah yang mbah maksud? mbah katakan aku mengenal wali tanpa nama dan tanpa gelar tersebut, bahkan mbah mengatakan wali tersebut dekat denganku , siapakah yang mbah maksud??" . orang gila itu tertawa terkekeh-kekeh "he .. he ... he ... wali tanpa nama dan tanpa gelar itu adalah orangtuamu sendiri, nah sekarang aku tanya kamu memangnya aku kenal siapa nama orangtuamu dan gelar orangtuamu? yach aku mana tahu" . aku jadi tambah bingung lalu semakin bertanya-tanya . "orangtuaku? maksud mbah orangtuaku adalah wali tanpa nama dan tanpa gelar? mengapa bisa begitu mbah?" . orang gila itu mulai menatap mataku dengan tajam , lalu bangkit dari duduknya lalu berkata : "apakah kau tidak tahu tentang uwaisy al qarni, salah satu sahabat yang tidak pernah bertemu NABI secara fisik dan juga seorang wali? apa yang menyebabkan dia memiliki derajat yang begitu agung hingga namanya terkenal di langit walau dibumi tak ada seorangpun mengenalnya? kau tahu??!! sahabat uwaisy al qarni berkata bahwa ibunya pernah berkata dan mendo'akannya "anakku uwaisy aku tahu hatimu begitu sangat mencintai dan menginginkan dapat bertemu NABI MUHAMMAD SAW, namun kini kau datang padaku dengan wajah dirundung sedih karena tak berhasil menemui RASULULLAH SAW dan kau memilih segera pulang karena memikirkan dan mengkhawatirkan aku ibumu ini nak , dan aku ridho padamu, YA ALLAHU kau MAHA TAHU, saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah ridho pada anakku, maka terimalah ridho ku ya ALLAHU dan ridhoilah anakku uwaisy", dan apa kau tidak kau tahu bahwa SHULTANUL AWLIYA SYEIKH ABDUL QADIR JAILANI , dimasa kecilnya ketika dirampok malah berkata jujur tentang kantung emas yang ia bawa, perampok itu heran mengapa ia malah jujur mengatakan kantung emas yang dibawanya padahal setiap orang yang mereka rampok selalu berbohong tentang bawaannya dan berusaha menyembunyikannya dari mereka, lalu kau tahu apa kata SYEIKH ABDUL QADIR JAILANI? beliau berkata "ketika aku hendak bepergian menuntut ilmu ibuku berpesan "anakku .. bila engkau bertemu dengan siapapun maka jujurlah jangan berbohong, sungguh ibu lebih ridho bila engkau jujur sekalipun engkau harus kehilangan harta dan perbekalanmu daripada kau harus kehilangan kejujuranmu" . aku tersentak kaget, wajahku mulai pucat pasi, teringat olehku salah satu hadist yang menyatakan bahwa kita harus berbuat baik dan berbakti pada orangtua kita sendiri, bahkan RASULULLAH SAW sampai 3 kali menyebut kata "ibumu, ibumu ,ibumu .. lalu ayahmu" , tak kusangka ternyata aku tertipu oleh nafsu dan egoku sendiri, hingga aku tak tahu bahwa selama ini wali tanpa nama yang memiliki kemampuan layaknya wali quthb adalah orangtuaku sendiri .... . lalu orang gila berkata kembali : . " lihatlah ibumu, berapa lama dia menanggung dirimu dalam perutnya? apakah kau sanggup menahan perih dan pedih seperti dirinya hanya untuk menginginkan kau lahir di dunia hingga bertaruh nyawa agar kau terlahir sehat dan selamat?? bahkan ketika dalam kondisi darurat ia lebih rela menerima kematian agar kau tetap hidup ... apakah kau pernah memikirkan hal ini ?? kekuatan apa yang membuat ibumu sekuat dan setabah itu sebagaimana kekuatan awliya yang sanggup menerima dan menanggung beban yang berat? itu kekuatan ALLAHU SWT yang dianugerahkan kepada ibumu melalui RAHMAN dan RAHIM NYA , ini adalah sumber kekuatan para AWLIYA" . aku diam seribu bahasa rasa hati ini ingin menangis sejadi-jadinya, aku serasa dihakimi dalam hari perhitungan ... lalu orang gila itu berkata lagi "kau bangga dan takjub dengan karomah para wali tapi pernahkah kau banggakan dan takjub dengan karomah ibumu yang ALLAHU SWT anugerahkan kepadamu? pernahkah kau bangga dan takjub dengan karomah ibumu yang mengajarkan berkata-kata ketika masih bayi? tidurnya sedikit karena kau selalu nangis dan rewel sebagaimana para AWLIYA yang tidurnya sedikit karena memikirkan ummat NABI MUHAMMAD SAW yang banyak berkeluh kesah dan merengek .... air susunya seakan akan tak pernah habis setiap kali kau merengek ingin netek , apakah kau tak tahu kalau itu adalah bukti karomah ibumu?, tidakkah kau pernah mendengar kalimat ini . "ridho orangtua adalah ridho nya ALLAHU , para awliya mereka menjadi wali quthb dikarenakan ridho dari orangtua mereka, tidakkah kau sadar bahwa do'a dan harapan kedua orangtuamu hampir setara dengan wali quthb?" . astaghfirullah ... ampuuunnn .... mendengar celotehan orang gila tersebut seakan petir menyambar seluruh tubuhku, badanku rasanya hancur binasa ... ingin sekali aku rasanya menangis sekuat-kuatnya ... . orang gila itu berdiri lalu berkata sambil menunjuk kearahku "lihat dirimu, kelak kau akan jadi seorang bapak, apakah kau tahu karomah bapakmu selama ini? lihat tangannya, lihat punggungnya lihat kulitnya, setiap hari ia membanting tulang agar kau tetap bisa makan, tetap bisa tertawa , tetap tersenyum , bekerja siang dan malam hanya untuk mengabulkan segala macam pinta dan rengekmu, ketika kau kecil dirimu melakukan kesalahan dialah orang yang paling depan membelamu, ketika kau dalam bahaya dia rela menghadapi bahaya itu untuk menyelamatkanmu, dia tanggung bebanmu dan ibumu dipundaknya walau kian rapuh dia tetap berusaha menopang , tidakkah kau sadari bahwa bapakmu itu seorang MUJAHID FISABILILLAH ? yang setiap hari dia berjuang menafkahi kehidupanmu bertahun-tahun bahkan berpuluh tahun, dia bapakmu adalah MUJAHIDIN kebanggaanmu" . ya RABB , aku seperti hancur lebur mendengar ocehan orang gila tersebut, bahkan ternyata selama ini aku yang gila bukan dia, aku melupakan siapa sesungguhnya orangtuaku sendiri, aku melupakan semua yang mereka beri padaku, bahkan aku sering takjub akan pesona dan karomah wali tapi aku tak pernah sadar dengan orangtuaku sendiri yang merupakan wali tanpa nama dan tanpa gelar kewalian, ... . sesaat kemudian orang gila itu berlalu meninggalkanku tanpa sepatah katapun .... aku mengikuti dia dari belakang ingin tahu kemana dia pergi ... ternyata dia mendatangi 2 gundukan tanah, dan dia duduk disana .... mulutnya komat kamit seperti orang yang berdialog dan berbicara, namun karena dia menggunakan bahasa daerah yang tidak kumengerti aku tidak tahu apa yang dia ucapkan, lalu sesaat kemudian dia tertawa kebahak-bahak sambil senyam senyum dihadapan 2 gundukan tanah yang ternyata itu tanah kuburan, tapi aku tak tahu kuburan siapa itu namun aku berhusnudzon mungkin itu kuburan seorang wali besar, karena dari celoteh orang gila itu sepertinya dia tahu betul tentang wali jadi aku pikir itu kuburan seorang wali .... tiba-tiba setelah selesai dia tertawa , dia diam .... suasana menjadi hening .... kemudian kulihat dia mulai menangis meneteskan airmata dengan suara terisak-isak, tangisan begitu pilu sampai serasa menyayat hatiku untuk turut menangis ... aku tak tahu apa yang diucapkannya dalam logat daerah, ucapannya seperti sedang curhat pada kuburan tersebut sambil tangannya mengelus - elus kuburan itu, tangisan kian jadi bahkan meraung, aku sedih bercampur bingung karena tak mengerti dengan bahasa yang diucapkannya ... namun akhirnya aku mengerti mengapa dia meraung-raung menangis dikuburan yang kusangkakan seorang wali , ditengah isak tangisnya aku mendengar dia mengucapkan kalimat "mbok ... " , lalu pada kuburan yang sebelahnya dia berkata "mbah ... " , aku jadi ingin menangis sejadi-jadinya .... ternyata itu kuburan orangtuanya , ternyata itu kuburan seorang wali tanpa nama tanpa gelar ... kini aku baru faham mengapa orang-orang mulai menganggap gila, sebab dia sering tertawa, menangis meraung, dan bercakap - cakap sendiri di kuburan ... seandainya aku jadi dia mungkin aku akan sama dengannya menjadi gila karena ditinggal pergi oleh kedua orang paling yang disayangi ... aku membalikkan badanku ... bergegas ingin pulang kerumah untuk menemui kedua orangtuaku yang masih hidup ... aku merasa beruntung masih memiliki wali tanpa nama tanpa gelar yang masih hidup .... . sepanjang jalan aku berdo'a allahumma firlana dzunubanna waliwalidayya warhamhumma kama robbaya nishagiro. Komen:Aamiin dan silahkan di share

BIODATA LENGKAP 25 NABI DAN RASUL

BIODATA LENGKAP 25 NABI DAN RASUL 1. ADAM AS. Nama: Adam As. Usia: 930 tahun. Periode sejarah: 5872-4942 SM. Tempat turunnya di bumi: India, ada yang berpendapat di Jazirah Arab. Jumlah keturunannya: 40 laki-laki dan perempuan. Tempat wafat: India, ada yang berpendapat di Mekkah. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali. 2. IDRIS AS. Nama: Idris/Akhnukh bin Yarid, nama Ibunya Asyut. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. Usia: 345 tahun di bumi. Periode sejarah: 4533-4188 SM. Tempat diutus: Irak Kuno (Babylon, Babilonia) dan Mesir (Memphis). Tempat wafat: Allah mengangkatnya ke langit dan ke surga. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali. 3. NUH AS. Nama: Nuh/Yasykur/Abdul Ghaffar bin Lamak. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. Usia: 950 tahun. Periode sejarah: 3993-3043 SM. Tempat diutus (lokasi): Selatan Irak. Jumlah keturunannya: 4 putra (Sam, Ham, Yafits dan Kan’an). Tempat wafat: Mekkah. Sebutan kaumnya: Kaum Nuh. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 43 kali. 4. HUD AS. Nama: Hud bin Abdullah. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ ‘Aush (‘Uks) ⇒ ‘Ad ⇒ al-Khulud ⇒ Rabah ⇒ Abdullah ⇒ Hud As. Usia: 130 tahun. Periode sejarah: 2450-2320 SM. Tempat diutus: Al-Ahqaf (antara Yaman dan Oman). Tempat wafat: Bagian Timur Hadhramaut Yaman. Sebutan kaumnya: Kaum ‘Ad. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 7 kali. 5. SHALIH AS. Nama: Shalih bin Ubaid. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ Amir ⇒ Tsamud ⇒ Hadzir ⇒ Ubaid ⇒ Masah ⇒ Asif ⇒ Ubaid ⇒ Shalih As. Usia: 70 tahun. Periode sejarah: 2150-2080 SM. Tempat diutus: Daerah al-Hijr (Mada’in Shalih, antara Madinah dan Syria). Tempat wafat: Mekkah. Sebutan kaumnya: Kaum Tsamud. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 10 kali. 6. IBRAHIM AS. Nama: Ibrahim bin Tarakh. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. Usia: 175 tahun. Periode sejarah: 1997-1822 SM. Tempat diutus: Ur, daerah selatan Babylon (Irak). Jumlah keturunannya: 13 anak (termasuk Nabi Ismail As. dan Nabi Ishaq As.). Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron, Palestina/Israel). Sebutan kaumnya: Bangsa Kaldan. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 69 kali. 7. LUTH AS. Nama: Luth bin Haran. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Haran ⇒ Luth As. Usia: 80 tahun. Periode sejarah: 1950-1870 SM. Tempat diutus: Sodom dan Amurah (Laut Mati atau Danau Luth). Jumlah keturunannya: 2 putri (Ratsiya dan Za’rita). Tempat wafat: Desa Shafrah di Syam (Syria). Sebutan kaumnya: Kaum Luth. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 27 kali. 8. ISMAIL AS. Nama: Ismail bin Ibrahim. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. Usia: 137 tahun. Periode sejarah: 1911-1774 SM. Tempat diutus: Mekah. Jumlah keturunannya: 12 anak. Tempat wafat: Mekkah. Sebutan kaumnya: Amaliq dan Kabilah Yaman. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali. 9. ISHAQ AS. Nama: Ishaq bin Ibrahim. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. Usia: 180 tahun. Periode sejarah: 1897-1717 SM. Tempat diutus: Kota al-Khalil (Hebron) di daerah Kan’an (Kana’an). Jumlah keturunannya: 2 anak (termasuk Nabi Ya’qub As./Israel). Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron). Sebutan kaumnya: Bangsa Kan’an. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 17 kali. 10. YA’QUB AS. Nama: Ya’qub/Israel bin Ishaq. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. Usia: 147 tahun. Periode sejarah: 1837-1690 SM. Tempat diutus: Syam (Syria). Jumlah keturunannya: 12 anak laki-laki (Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Dan, Naftali, Gad, Asyir, Isakhar, Zebulaon, Yusuf dan Benyamin) dan 2 anak perempuan (Dina dan Yathirah). Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron), Palestina. Sebutan kaumnya: Bangsa Kan’an. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 18 kali. 11. YUSUF AS. Nama: Yusuf bin Ya’qub. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. Usia: 110 tahun. Periode sejarah: 1745-1635 SM. Tempat diutus: Mesir. Jumlah keturunannya: 3 anak; 2 laki-laki dan 1 perempuan. Tempat wafat: Nablus. Sebutan kaumnya: Heksos dan Bani Israel. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 58 kali. 12. AYYUB AS. Nama: Ayyub bin Amush. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-‘Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayub As. Usia: 120 tahun. Periode sejarah: 1540-1420 SM. Tempat diutus: Dataran Hauran. Jumlah keturunannya: 26 anak. Tempat wafat: Dataran Hauran. Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori, di daerah Syria dan Yordania. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali. 13. SYU’AIB AS. Nama: Syu’aib bin Mikail. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Madyan ⇒ Yasyjur ⇒ Mikail ⇒ Syu’aib As. Usia: 110 tahun. Periode sejarah: 1600-1490 SM. Tempat diutus: Madyan (pesisir Laut Merah di tenggara Gunung Sinai). Jumlah keturunannya: 2 anak perempuan. Tempat wafat: Yordania. Sebutan kaumnya: Madyan dan Ash-habul Aikah. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 11 kali. 14. MUSA AS. Nama: Musa bin Imran, nama Ibunya Yukabad atau Yuhanaz Bilzal. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Musa As. Usia: 120 tahun. Periode sejarah: 1527-1407 SM. Tempat diutus: Sinai di Mesir. Jumlah keturunannya: 2 anak, Azir dan Jarsyun, dari istrinya bernama Shafura binti Syu’aib As. Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Jordania (sekarang). Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir’aun (gelar raja Mesir). Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 136 kali. 15. HARUN AS. Nama: Harun bin Imran, istrinya bernama Ayariha. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As. Usia: 123 tahun. Periode sejarah: 1531-1408 SM. Tempat diutus: Sinai di Mesir. Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Jordania (sekarang). Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir’aun (gelar raja Mesir). Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 20 kali. 16. DZULKIFLI AS. Nama: Dzulkifli/Bisyr/Basyar bin Ayyub. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-‘Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayyub As. ⇒ Dzulkifli As. Usia: 75 tahun. Periode sejarah: 1500-1425 SM. Tempat diutus: Damaskus dan sekitarnya. Tempat wafat: Damaskus. Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori (Kaum Rom), Syria dan Yordania. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali. 17. DAUD AS. Nama: Daud bin Isya. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. Usia: 100 tahun. Periode sejarah: 1063-963 SM. Tempat diutus: Palestina (dan Israel). Jumlah keturunannya: 1 anak, Sulaiman As. Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem). Sebutan kaumnya: Bani Israel. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 18 kali. 18. SULAIMAN AS. Nama: Sulaiman bin Daud. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. Usia: 66 tahun. Periode sejarah: 989-923 SM. Tempat diutus: Palestina (dan Israel). Jumlah keturunannya: 1 anak, Rahab’an. Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem). Sebutan kaumnya: Bani Israel. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali. 19. ILYAS AS. Nama: Ilyas bin Yasin. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As. ⇒ Alzar ⇒ Fanhash ⇒ Yasin ⇒ Ilyas As. Usia: 60 tahun di bumi. Periode sejarah: 910-850 SM. Tempat diutus: Ba’labak (Lebanon). Tempat wafat: Diangkat Allah ke langit. Sebutan kaumnya: Bangsa Fenisia. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali. 20. ILYASA’ AS. Nama: Ilyasa’ bin Akhthub. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Ifrayim ⇒ Syutlim ⇒ Akhthub ⇒ Ilyasa’ As. Usia: 90 tahun. Periode sejarah: 885-795 SM. Tempat diutus: Jaubar, Damaskus. Tempat wafat: Palestina. Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Bani Israel. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali. 21. YUNUS AS. Nama: Yunus/Yunan/Dzan Nun bin Matta binti Abumatta, Matta adalah nama Ibunya. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali Yunus dan Isa As.). Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Bunyamin ⇒ Abumatta ⇒ Matta ⇒ Yunus As. Usia: 70 tahun. Periode sejarah: 820-750 SM. Tempat diutus: Ninawa, Irak. Tempat wafat: Ninawa, Irak. Sebutan kaumnya: Bangsa Asyiria, di utara Irak. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali. 22. ZAKARIYA AS. Nama: Zakariya bin Dan. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal’athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As. Usia: 122 tahun. Periode sejarah: 91 SM-31 M. Tempat diutus: Palestina. Jumlah keturunannya: 1 anak. Tempat wafat: Halab (Aleppo). Sebutan kaumnya: Bani Israel. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali. 23. YAHYA AS. Nama: Yahya bin Zakariya. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal’athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As. ⇒ Yahya As. Usia: 32 tahun. Periode sejarah: 1 SM-31 M. Tempat diutus: Palestina. Tempat wafat: Damaskus. Sebutan kaumnya: Bani Israel. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali. 24. ISA AS. Nama: Isa bin Maryam binti Imran. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali Yunus dan Isa As.). Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Radim ⇒ Yahusafat ⇒ Barid ⇒ Nausa ⇒ Nawas ⇒ Amsaya ⇒ Izazaya ⇒ Au’am ⇒ Ahrif ⇒ Hizkil ⇒ Misyam ⇒ Amur ⇒ Sahim ⇒ Imran ⇒ Maryam ⇒ Isa As. Usia: 33 tahun di bumi. Periode sejarah: 1 SM-32 M. Tempat diutus: Palestina. Tempat wafat: Diangkat oleh Allah ke langit. Sebutan kaumnya: Bani Israel. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali, sebutan al-Masih sebanyak 11 kali, dan sebutan Ibnu (Putra) Maryam sebanyak 23 kali. 25. MUHAMMAD SAW. Nama: Muhammad bin Abdullah. Garis Keturunan Ayah: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Hasyim ⇒ Abdul Muthalib ⇒ Abdullah ⇒ Muhammad Saw. Garis Keturunan Ibu: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Wahab ⇒ Aminah ⇒ Muhammad Saw. Usia: 63 tahun. Periode sejarah: 570-632 M. Tempat diutus: Mekkah. Jumlah keturunannya: 7 anak; 3 laki-laki Qasim, Abdullah dan Ibrahim, dan 4 perempuan Zainab, Ruqayyah, Ummi Kultsum dan Fatimah az-Zahra. Tempat wafat: Madinah. Sebutan kaumnya: Bangsa Arab. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali. (Disarikan dari: Qashash al-Anbiya' Ibn Katsir, Badai' az-Zuhur Imam as-Suyuthi dan selainnya). Sumber : muslim.or.id Semoga bermanfaat...!!! Wallahul muwaffiq ila aqwamit-thariq. Wassalamu Alaikum Ya Allah... Muliakanlah orang yang membacastatus ini Lapangkanlah hatinya Bahagiakanlah keluarganya Luaskan rezekinya seluas lautan Mudahkan segala urusannya Kabulkan cita-citanya Jauhkan dari segala Musibah Jauhkan dari segala Penyakit, Fitnah,Prasangka Keji, Berkata Kasar, dan Mungkar Dan semoga yg me-LIKE, komen Aamiin dan membagikan status ini masuk Surga bersama Rasulullah aamiin.. KALAU BANGGA PUNYA NABI SEPERTI BAGINDA RASULULLAAH SAW, SILAHKAN BAGIKAN!!! Semoga yg membagikn selalu mendapat pertolongan Allah SWT AAMIIN..YAA.. ROBBAL 'AALAMiN.. Boleh di SHARE sebanyak mungkin!!

Salah Kaprah Ucapan Selamat Idul Fitri

Oleh Nine Adien Maulana Ramadhan sudah berlalu. Umat Islam merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1438 H. Selama masa hari raya ini ucapan selamat (tahniah) yang paling populer yang sering disampaikan oleh banyak orang adalah minal ‘aaidiin wal faaiziin dan mohon maaf lahir batin. Media massa baik cetak maupun elektronik pun berperan besar mengampanyekan ucapan selamat ini. Saya penasaran fenomena itu, sehingga tertarik untuk melakukan survey sederhana. Setiap ada murid yang mengucapkan minal ‘aaidiin wal faaiziin kepada saya, saya pun bertanya, “Apa maksudnya?”. Mereka pun menjawab, ”Mohon maaf lahir batin, Pak!”. Saya pun menyimpulkan bahwa selama ini ungkapan minal ‘aaidiin wal faaiziin dikira bermakna mohon maaf lahir batin. Bagi orang yang mengerti bahasa Arab, walaupun hanya sedikit, pasti akan mengatakan bahwa ini adalah tidak tepat. Dalam hal ini saya menganalogikannya seperti anak-anak SD yang baru saja belajar bahasa Inggris yang tahunya ada tulisan welcome di keset (alas yang difungsikan untuk membersihkan kotoran pada alas kaki), maka hal itu melekat dalam ingatan mereka bahwa bahasa Inggris keset adalah welcome. Karena kesalahan ini dilakukan secara massif, maka inilah yang dinamakan salah kaprah, salah tapi dilakukan banyak orang sehingga dianggap sebagai suatu kebenaran. Bagaimana seharusnya yang ucapan tahni’ah yang tepat? Jika kita membaca literature, memang kita menemukan tradisi di kalangan para sahabat Nabi, yakni mengucapkan selamat (tahni’ah) kepada sesama umat Islam yang telah berhasil menyelesaikan puasa Ramadlan. Bunyi bacaan selamatnya adalah “taqabbalallaahu minnaa wa minkum”, namun ada pula yang menambahnya “taqabbal yaa kariim, wa ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidiin wal faaiziin”. Ada pula yang masih menambahnya “wal maqbuulin kullu ‘ammin wa antum bi khair”. Jika ucapan selamat itu dirangkai memang menjadi sangat panjang, “taqabbalallaahi minnaa wa minkum taqabbal yaa kariim, wa ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidin wal faaiziin wal maqbuulin kullu ‘ammin wa antum bi khair” Artinya adalah “semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadlan) kami dan kamu. Wahai Allah Yang Maha Mulia, terimalah! Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang serta diterima (amal ibadah). Setiap tahun semoga kamu senantia dalam kebaikan.” Dari ucapan selamat yang panjang inilah, kita bisa lacak asal-usul ucapan minal “aaidiin wal faaiziin” yang artinya termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang. Dari sini pula kita sudah tahu kan bahwa ucapan tahniah ini tidak ada sangkut pautnya dengan mohon maaf lahir batin. Sayangnya, ucapan tahniah yang panjang itu, yang juga bisa bermakna do’a itu, sampai pada kita mengalami penyusutan atau sengaja diringkas. Lebih parahnya meringkasnya juga kurang pas. Ibaratnya kita menyampaikan informasi tentang kuda, namun yang kita jelaskan adalah ekornya. Kita potong ekor kuda itu, lalu kita bawa potongan ekor itu kemudian kita sampaikan kepada semua orang bahwa ini adalah kuda. Kita merasa bahwa apa yang telah kita sampaikan adalah benar, sedangkan orang telah mengetahui kuda pasti akan tertawa dengan penjelasan kita tentang kuda itu. Secara sederhana, kita tahu bahwa “aaidiin wal faaiziin” bukanlah kalimat yang sempurna (al-jumlatul mufiidah). Pasti mucul di benak kita lho kok tiba-tiba muncul “termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang (minal ‘aaidin wal faizin). Pasti ia tidak berdiri sendiri. Bacaan ini pasti terikat atau berhubungan dengan bacaan sebelumnya. Dengan agak sedikit "memaksa" kita sebenarnya bisa berdalih bahwa bacaan itu bermakna do’a, sehingga boleh diucapkan dengan ungkapan singkat atau ada sesuatu yang disembunyikan (mahdzuf), namun untuk menterjemahkannya kita perlu memunculkan makna yang disembunyikan bacaannya itu, agar mudah dipahami. Dengan alasan ini kita bisa menterjemahkan “minal ‘aaidin wal faizin” dengan “(semoga kita) termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang. Kalau kita mau meniru apa yang dilakukan sahabat Nabi, sebenarnya yang paling tepat kita ucapkan adalah bacaan selamat panjang itu. Kalaupun itu telalu panjang, kita bisa menyingkatnya dengan bacaan yang paling populer di kalangan mereka, yaitu “taqabbalallaahu minnaa wa minkum”, bukan mengucapkan minal ‘aaidin wal faizin." Alasannya adalah “taqabbalallaahu minnaa wa minkum” adalah bacaan yang telah sempurna struktur kalimatnya. Selain itu, bacaan ini adalah paling populer di kalangan sahabat Nabi Muhammad SAW, dibadingkan bacaan “minal ‘aaidiin wal faaiziin”. Bahkan, saya menduga bacaan “minal ‘aaidiin wal faaiziin” tidak populer, untuk tidak mengatakan tidak pernah ada, di kalangan sahabat Nabi Muhammad SAW. Hal ini bisa kita lacak pada kitab Fathul Bari karya Al-Hafidh Ibnu Hajar al-Asqalani. Beliau mengatakan dalam kitabnya itu, “Telah sampai kepada kami riwayat dengan sanad yang hasan dari Jubai bin Nufair, ia berkata: “Jika Para sahabat Rasulullah saling bertemu di hari raya, sebagiannya mengucapkan kepada sebagian lainnya: “Taqabbalallahu minnaa wa minkum.” (Fathul Bari, juz II, halaman 446). Bagaimana fakta di Indonesia? Ternyata yang populer adalah “minal ‘aaidiin wal faaiziin”. Inilah uniknya orang Islam di Indonesia. Mereka tidak menerima tradisi pengucapan tahniah ini apa adanya. Mereka malah mengkreasi tradisi baru ala Indonesia, walaupun kemudian menjadi salah kaprah. Buktinya, “minal ‘aaidiin wal faaiziin” lebih populer dan dikira bermakna mohon maaf lahir batin. Selain itu mereka mengkreasi tradisi Halal Bi Halal yang tidak ada rujukannya secara khusus dari Islam atau dari tradisi Arab. Inilah masalah budaya. Selama ia mengandung kebaikan dan tidak bertentangan dengan syari’at, marilah bersikap moderat. Sikap moderat ternyata juga ditampilkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah saat ditanya tentang ucapan selamat di hari raya. Beliau menjawab, “Ucapan selamat hari raya sebagian mereka kepada sebagian lainnya jika bertemu setelah shalat ‘Id dengan ungkapan, taqabbalallaahu minnaa wa minkum dan a’aadahullaahu ‘alaika serta ucapan sejenisnya, maka hal ini telah diriwayatkan dari sejumlah sahabat bahwa mereka melakukannya, dan telah diperbolehkan oleh para imam seperti Imam Ahmad, dan lain lain. Maka siapa yang melakukannya, ia memiliki panutan, dan yang meninggalkannya pun memiliki panutan.” (Majmuu’ Fatawa (XXIV/253) Meskipun saya lebih sependapat ucapan tahni’ah dengan “taqabbalallahu minnaa wa minkum daripada “minal ‘aaidiin wal faaiziin”, namun saya tidak bisa memaksakan kecenderungan saya ini kepada siapa pun, karena memang ini adalah masalah budaya. Dilakukan boleh tidak dilakukan pun juga boleh. Namun, jika anda lebih suka dengan “minal ‘aaidiin wal faaiziin”, kemudian mengartikannya dengan mohon maaf lahir batin, maka jelas saya tidak setuju. Ini jelas salah. Kalau tidak dibetulkan akan menjadi kaprah. Oleh karena itu, saya harus memaksa Anda untuk tidak mengartikan demikian agar tidak salah kaprah. *) Ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama Pacarpeluk, Megaluh, Kabupaten Jombang.

Deti detik wafatnya Syekh Abdul Qodir Al-Jailani

Jasadnya memang sudah terkubur lebih dari delapan abad. Namun nama dan tauladan hidupnya tetap membekas kuat di kalangan umat Islam. Dialah Syekh Abdul Qadir al-Jailani, ulama sufi kelahiran Persia yang kemasyhurannya setingkat dunia. Syekh Abdul Qadir terkenal sebagai pribadi yang teguh dalam berprinsip, sang pencari sejati, dan penyuara kebenaran kepada siapapun, dan dengan risiko apapun. Usianya dihabiskan untuk menekuni jalan tasawuf, hingga ia mengalami pengalaman spiritual dahsyat yang mempengaruhi keseluruhan hidupnya. Jejak Syekh Abdul Qadir juga dijumpai dalam belasan karya orisinalnya. Selain mewarisi banyak karya tulisan, Syekh Abdul Qadir meninggalkan beberapa buah nasehat menjelang kewafatannya. Akhir hayat Syekh didahului dengan kondisi kesehatannya yang terus menurun. Kala itu putra-putranya menghampiri dan mengajukan sejumlah pertanyaan. ”Berilah aku wasiat, wahai ayahku. Apa yang harus aku kerjakan sepergian ayah nanti?” tanya putra sulungnya, Abdul Wahab. ”Engkau harus senantiasa bertaqwa kepada Allah. Jangan takut kepada siapapun, kecuali Allah. Setiap kebutuhan mintalah kepada-Nya. Jangan berpegang selain kepada tali-Nya. Carilah segalanya dari Allah,” jawab sang ayah. ”Aku diumpamakan seperti batang yang tanpa kulit,” sambung Syekh Abdul Qadir. ”Menjauhlah kalian dari sisiku sebab yang bersamamu itu hanyalah tubuh lahiriah saja, sementara selain kalian, aku bersama dengan batinku.” Putra lainnya, Abdul Azis, bertanya tentang keadaannya. ”Jangan bertanya tentang apapun dan siapapun kepadaku. Aku sedang kembali dalam ilmu Allah,” sahut Syekh Abdul Qadir. Ketika ditanya Abdul Jabar, putranya yang lain, ”Apakah yang dapat ayahanda rasakan dari tubuh ayahanda?” Syekh Abdul Qadir menjawab, ”Seluruh anggota tubuhku terasa sakit kecuali hatiku. Bagaimana ia dapat sakit, sedang ia benar-benar bersama dengan Allah.” ”Mintalah tolong kepada Tuhan yang tiada tuhan yang wajib disembah kecuali Dia. Dialah Dzat yang hidup, tidak akan mati, tidak pernah takut karena kehilangannya.” Kematian pun segera menghampiri Syekh Abdul Qadir. Syekh Abdul Qadir al-Jainlani menghembuskan nafas terakhir di Baghdad, Sabtu bakda maghrib, 9 Rabiul Akhir 561 H atau 15 Januari 1166 M, pada usia 89 tahun. Dunia berduka atas kepulangannya, tapi generasi penerus hingga sekarang tetap setia melanjutkan ajaran dan perjuangannya. (Mahbib Khoiron)
Istighfar ini dibaca Rasulullah SAW di salah satu sujudnya. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ كُلَّه دِقَّهُ وَجُلَّه ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَه ، وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّه Allâhummaghfirlî dzanbî kullah, diqqahû wa jullah, wa awwalahû wa âkhirah, wa ‘alâniyatahû wa sirrah. Artinya, “Tuhanku, ampunilah aku dari segala dosa baik kecil maupun besar, awal maupun akhir, dan dosa yang terang-terangan maupun yang tersembunyi.” Pilihan kalimat dalam istighfar di atas tampak begitu kuat dan menyeluruh. Rasulullah SAW mengajarkan istighfar ini untuk umatnya yang penuh dosa. Riwayat permohonan ampunan dosa ini disebutkan oleh Imam Nawawi di dalam karyanya Al-Adzkar. (Alhafiz K)

Rabu, 11 Mei 2016

Terjemah Maulidu Barzanji

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَي مُحَمَّدْ * يَا رَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ يَا رَبِّ بَلِّغْهُ الْوَسِيْلَةْ * يَا رَبِّ خُصَّهُ بِالْفَضِيْلَةْ يَا رَبِّ وَارْضَ عَنِ الصَّحَابَةْ * يَا رَبِّ وَارْضَ عَنِ السُّلَالَةْ يَا رَبِّ وَارْضَ عَنِ الْمَشَاِيخْ * يَا رَبِّ وَارْحَمْ وَالِدِيْنَا يَا رَبِّ وَارْحَمْنَا جَمِيْعًا * يَا رَبِ ّوَاْرْحَمْ كُلَّ مُسْلِمْ يَا رَبِّ وَاغْفِرْ لِكُلِّ مُذْنِبْ* يَارَبِّ لَا تَقْطَعْ رَجَانَا يَا رَبِّ يَاسَامِعْ دُعَانَا * يَارَبِّ بَلِّغْنَا نَزُوْرُهْ يَا رَبِّ تَغْشَانَا بِنُوْرِهْ * يَا رَبِّ حِفْظَانَكْ وَأَمَانَكْ يَا رَبِّ وَاسْكِنَّا جِنَانَكْ * يَا رَبِّ أَجِرْنَا مِنْ عَذَابِكْ يَا رَبِّ وَارْزُقْنَا الشَّهَادَةْ * يَا رَبِّ حُطْنَا بِالسَّعَادَةْ يَا رَبِّ وَاصْلِحْ كُلَّ مُصْلِحْ * يَا رَبِّ وَاكْفِ كُلَّ مُؤْذِيْ يَا رَبِّ نَخْتِمْ بِالْمُشَفَّعْ * يَا رَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ * لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُوْلٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ * إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَي النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا * الجَنَّةُ وَنَعِيْمُهَا سَعْدً لِمَنْ يُصَلِّيْ وَيُسَلِّمُ وَيُبَاِركُ عَلَيْهِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ أَبْتَدِئُ اْلإِمْلاَءَ بِاسْمِ الذَّاتِ الْعَلِيَّةْ ` مُسْتَدِرًّا فَيْضَ الْبَرَكَاتِ عَلَى مَا أَنَالَهُ وَأَوْلاَهْ ` وَأُثَنِّيْ بِحَمْدٍ مَوَارِدُهُ سَائِغَةٌ هَنِيَّةْ ` مُمْتَطِيًا مِنَ الشُّكْرِ الْجَمِيْلِ مَطَايَاهْ ` وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى النُّوْرِ الْمَوْصُوْفِ بِالتَّقَدُّمِ وَاْلأَوَّلِيَّةْ ` اَلْمُتَنَقِّلِ فِي الْغُرَرِ الْكَرِيْمَةِ وَالْجِبَاهْ ` وَأَسْتَمْنِحُ اللهَ تَعَالَى رِضْوَانًا يَخُصُّ الْعِتْرَةَ الطَّاهِرَةَ النَّبَوِيَّةْ ` وَيَعُمُّ الصَّحَابَةَ وَاْلأَتْبَاعَ وَمَنْ وَالاَهْ ` وَأَسْتَجْدِيْهِ هِدَايَةً لِسُلُوْكِ السُّبُلِ الْوَاضِحَةِ الْجَلِيَّةْ ` وَحِفْظًا مِنَ الْغَوَايَةِ فِيْ خِطَطِ الْخَطَاءِ وَخُطَاهْ ` وَأَنْشُرُ مِنْ قِصَّةِ الْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ بُرُوْدًا حِسَانًا عَبْقَرِيَّةْ ` نَاظِمًا مِنَ النَّسَبِ الشَّرِيْفِ عِقْدًا تُحَلَّى الْمَسَامِعُ بِحُلاَهْ ` وَأَسْتَعِيْنُ بِحَوْلِ اللهِ تَعَالَى وَقُوَّتِهِ الْقَوِيَّةْ ` فَإِنَّهُ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ ` Aku memulai membacakan ( kitab ini ) dengan menyebut Nama Dzat Tuhan yang Maha Tinggi, seraya memohon derasnya luapan berkah atas apa yang telah di berikan oleh- Nya. Dan keduanya, aku panjatkan puji yang muara airnya enak nan segar, sambil menaiki kendaran syukur yang indah. Dan aku panjatkan sholawat dan salam kepada Cahaya ( Nabi SAW ) yang mendahului makhluk lain, yang berpindah – pindah di dahi yang indah dan cerah. Dan aku memohon pemberian Alloh SWT berupa keridloan yang husus untuk para keluarga Nabi SAW yang suci, dan merata untuk para Shohabat, pengikut, dan orang- orang yang menolongnya. Dan aku minta petunjuk- Nya agar bisa melewati jalan yang jelas dan agar di jaga dari kesesatan di dalam garis- garis dan langkah kesalahan. Dan aku sebar luaskan baju keindahan berupa kisah Maulid ( kelahiran Nabi SAW ) dengan bahasa arab, seraya menata kalung berupa nasab beliau yang mulya yang sekira menghiasi pendengaran. Dan aku minta tolong dengan kekuatan Alloh Ta’ala yang sangat kuat, karena tiada daya dan upaya selain dengan Alloh SWT. عَطِّرِ اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَ تَسْلِيْم. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَ بَعْدُ؛ فَأَقُوْلُ هُوَ سَيِّدُنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَاسْمُهُ شَيْبَةُ الْحَمْدِ حُمِدَتْ خِصَالُهُ السَّنِيَّةْ ` إِبْنِ هَاشِمٍ وَاسْمُهُ عَمْرٌو بْنِ عَبْدِ مَنَافٍ وَاسْمُهُ الْمُغِيْرَةُ الَّذِيْ يَنْتَمِي اْلإِرْتِقَاءُ لِعُلْيَاهْ ` إِبْنِ قُصَيٍّ وَاسْمُهُ مُجَمِّعٌ سُمِّيَ بِقُصَيٍّ لِتَقَاصِيْهِ فِيْ بِلاَدِ قُضَاعَةَ الْقَصِيَّةْ ` إِلَى أَنْ أَعَادَهُ اللهُ تَعَالَى إِلَى الْحَرَمِ الْمُحْتَرَمِ فَحَمَى حِمَاهْ ` إبْنِ كِلاَبٍ وَاسْمُهُ حَكِيْمُ ابْنِ مُرَّةَ بْنِ كَعْبِ بْنِ لُؤَيٍِ بْنِ غَالِبِ بْنِ فِهْرٍ وَاسْمُهُ قُرَيْشٌ وَإِلَيْهِ تُنْسَبُ الْبُطُوْنُ الْقُرَشِيَّةْ ` وَمَا فَوْقَهُ كِنَانِيٌّ كَمَا جَنَحَ إِلَيْهِ الْكَثِيْرُ وَارْتَضَاهْ ` إِبْنِ مَالِكِ ابْنِ النَّضْرِ بْنِ كِنَانَةَ بْنِ خُزَيْمَةَ بْنِ مُدْرِكَةَ بْنِ إِلْيَاسَ وَهُوَ أَوَّلُ مَنْ أَهْدَى الْبُدْنَ إِلَى الرِّحَابِ الْحَرَمِيَّةْ ` وَسُمِعَ فِيْ صُلْبِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ اللهَ تَعَالَى وَلَبَّاهْ ` إِبْنِ مُضَرَ بْنِ نِزَارِ بْنِ مَعَدِّ بْنِ عَدْنَانَ وَهٰذَا سِلْكٌ نَظَّمَتْ فَرَائِدَهُ بَنَانُ السُّنَّةِ السَّنِيَّةْ ` وَرَفْعُهُ إِلَى الْخَلِيْلِ إِبْرَاهِيْمَ أَمْسَكَ عَنْهُ الشَّارِعُ وَأَبَاهْ ` وَعَدْنَانُ بِلاَ رَيْبٍ عِنْدَ ذَوِي الْعُلُوْمِ النَّسَبِيَّةْ ` إِلَى الذَّبِيْحِ إِسْمَاعِيْلَ نِسْبَتُهُ وَمُنْتَمَاهْ ` فَأَعْظِمْ بِهِ مِنْ عِقْدٍ تَأَلَّقَتْ كَوَاكِبُهُ الدُّرِّيَّةْ ` وَكَيْفَ لاَ وَالسَّيِّدُ اْلأَكْرَمُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسِطَتُهُ الْمُنْتَقَاهْ ` نَسَبٌ تَحْسَبُ الْعُلاَ بِحَلاَهْ @ قَلَّدَتْهَا نُجُوْمَهَا الْجَوْزَاءُ حَـبَّذَا عِقْدُ سُؤْدَدٍ وَفَخَارٍ @ أَنْتَ فِيْهِ الْيَتِيْمَةُ الْعَصْمَاءُ وَأَكْرِمْ بِهِ مِنْ نَسَبٍ طَهَّرَهُ اللهُ تَعَالَى مِنْ سِفَاحِ الْجَاهِلِيَّةْ ` أَوْرَدَ الزَّيْنُ الْعِرَاقِيُّ وَارِدَهُ فِيْ مَوْرِدِهِ الْهَنِيِّ وَرَوَاهْ ` حَفِظَ اْلإِلـٰهُ كَرَامَةً لِمُحَـمَّدِ @ آبَاءَهُ اْلأَمْجَادَ صَوْنًا ِلاسْمِهِ تَرَكُوا السِّفَاحَ فَلَمْ يُصِبْهُمْ عَارُهُ @ مِنْ آدَمٍ وَإِلَى أَبِيْهِ وَأُمِّــهِ سَرَاةٌ سَرَى نُوْرُ النُّبُوَّةِ فِيْ أَسَارِيْرِ غُرَرِهِمُ الْبَهِيَّةْ ` وَبَدَرَ بَدْرُهُ فِيْ جَبِيْنِ جَدِّهِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَابْنِهِ عَبْدِ اللهْ ` Setelah itu semua, Dia adalah Sayyiduna Muhammad putra Abdulloh putra Abdul Muttholib yang nama beliau adalah Syaibatul hamd yang di puji kelakuan- kelakuan beliau yang amat luhur. Beliau putra Hasyim yang nama aslinya adalah ‘Amr, putr ‘Abdi Manaf, beliau bernama Mughiroh yang amat tinggi perangainya. Putra Qushoy yang nama aslinya adalah Mujammi’. Beliau mendapat julukan Qushoyy ( jauh ) di sebabkan kejauhan beliau di negeri Qudlo’ah yang amat jauh, sampai ahirnya beliau di kembalikan oleh Alloh SWT ke tanah Harom hingga beliau menjaga tanahnya yang dipagar. Beliau putra Kilab yang nama aslinya adalah Hakim, putra Murroh, putra Ka’b putra Luayy putra Gholib putra Fihr yang nama aslinya adalah Quroisy dan kepadanya–lah suku- suku Quroisy di nisbahkan. Sedangkan bangsa yang di nisbahkan di atas beliau di sebut bangsa Kinany, sebagaimana pendapat yang di pilih dan di restui oleh kebanyakan para Ulama’. Putra Malik putra Nadlr putra Khuzaimah putra Mudrikah putra Ilyas, orang yang pertama kali menghadiahkan onta untuk tanah harom dan di tulang rusuknya terdengar Nabi SAW berdzikir dan membaca talbiyah. Beliau adalah putra Mudlor putra Nizar putra Ma’add putra ‘Adnan. Ini semua adalah kalung yang intan- intannya di tata oleh jemari Sunnah yang luhur. Selanjutnya, nasab ini tidak di perkenankan untuk di tinggikan lagi oleh Nabi SAW. Namun yang jelas, ‘Adnan berintisab sampai ke Nabi Isma’il Adzzabih menurut para ahli di bidang nasab. Sungguh.. sangat mena’jubkan keagungan ( nasab yang mirip ) kalung yang berkilau bintang- bintangnya yang bersinar ! !. Bagaimana tidak ?, toh yang berada di tengahnya adalah Sayyid yang sangat mulya !. Itulah nasab (keturunan ) yang oleh sebab perhiasannya , di sangka oleh keluhuran bahwa bintang- bintangnya di kalungi oleh bintang Jauza’. Sungguh menyenangkan kalung kebesaran dan keagungan yang mana engkau- lah kalung itu yang tiada duanya. Sungguh mena’jubkan mulyanya nasab yang di sucikan oleh Alloh SWT dari perzinahan jahiliyah. Azzain Al’iroqy telah mengajak penimbanya ( datang ) di tempat airnya yang enak dan ( maksudnya ) telah meriwatkannya. Tuhan telah menjaga – demi memulyakan Nabi Muhammad SAW- bapak- bapaknya yang mulya, demi menjaga namanya. Mereka tinggalkan perzinahan, hingga tiada terhampiri oleh aibnya zina, mulai dari Nabi Adam sampai ayah dan ibunya. Mereka adalah para orang mulya yang cahaya kenabian beredar di dalam garis- garis dahi yang bersinar, dan sang purnama terbit di kening neneknya, yaitu ‘Abdil Muttholib dan putranya, yaitu ‘Abdillah. عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبـْرَهُ الْكَرِيْـمَ * بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاةٍ وَتَسْلِيْمٍ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَلَمَّا أَرَادَ اللهُ تَعَالَي إِبْرَازَ حَقِيْقَتِهِ الْمُحَمَّدِيَّةْ * وَإِظْهَارَهُ جِسْمًا وَرُوْحًا بِصُوْرَتِهِ وَمَعْنَاهْ * نَقَلَهُ إِلَي مَقَرِّهِ مِنْ صَدَفَةِ آمِنَةَ الزُّهْرِيَّةْ * وَخَصَّهَا الْقَرِيْبُ الْمُجِيْبُ بِأَنْ تَكُوْنَ أُمًّا لِمُصْطَفَاهْ * وَنُوْدِيَ فِي السَّمَوَتِ وَالْأَرْضِ بِحَمْلِهَا لِأَنْوَارِهِ الذَّاتِيَّةْ * وَصَبَا كُلُّ صَبٍّ لِهُبُوْبِ نَسِيْمِ صَبَاهْ * وَكُسِيَتِ الْأَرْضُ بَعْدَ طُوْلِ جَدْبِهَا مِنَ النَّبَاتِ حُلَلًا سُنْدُسِيَّةْ * وَأَيْنَعَتِ الثِّمَارُ وَأَدْنَى الشَّجَرُ لِلْجَانِي جَنَاهْ * وَنَطَقَتْ بِحَمْلِهِ كُلُّ دَابَّةٍ لِقُرَيْشٍ بِفِصَاحِ الْأَلْسُنِ الْعَرَبِيَّةْ * وَخَرَّتِ الْاَسِرَّةُ وَالْأَصْنَامُ عَلَي الْوُجُوْهِ وَالْأَفْوَاهْ * وَتَبَاشَرَتْ وُحُوْشُ الْمَشَارِقِ وَالْمَغَارِبِ وَدَوَابُّهَا الْبَحْرِيَّةْ * وَاحْتَسَتِ الْعَوَالِمُ مِنَ السُّرُوْرِ كَأْسَ حُمَيَّاهْ * وَبُشِّرَتِ الْجِنُّ بِإِظْلَالِ زَمَنِهِ وَانْتَهَكَتِ الْكَهَانَةُ وَرَهِبَتِ الرَّهْبَانِيَّةْ * وَلَهِجَ بِخَبَرِهِ كُلُّ حِبْرٍ خَبِيْرٍ وَفِيْ حُلَي حُسْنِهِ تَاهْ * وَأُتِيَتْ أُمُّهُ فِي الْمَنَامِ فَقِيْلَ لَهَا إِنَّكِ قَدْ حَمَلْتِ بِسَيِّدِ الْعَالَمِيْنَ وَخَيْرِ الْبَرِيَّةْ * وَسَمِّيْهِ إِذَا وَضَعْتِهِ مُحَمَّدًا لِأَنَّهُ سَتُحْمَدُ عُقْبَاهْ * Setelah kehendak Alloh SWT memunculkan hakikat Nabi Muhammad SAW dan menjelmakannya secara jasmany dan ruhany, maka Dia meminahkannya ke tempat persinggahan-nya, yaitu kandungan Sayyidah Aminah Azzuhriyah yang mirip dengan penyimpanan mutiara. Memang, ia di sepesialkan oleh- Nya menjadi ibu Nabi Mushthofa. Di langit dan di bumi di umumkan bahwa S. Aminah menandung Nabi Muhammad yang bercahaya. Bagi setiap orang yang merindukan tambah merindukannya agar bias menghirup udara segarnya. Bumi yang telah lama gersang menjadi terhiasi oleh tumbuh- tumbuhan yang mirip dengan pkian sundus. Buah- buahan menjadi matang dan pepohonan mengayunkan buahnya pada orang yang ingin memetiknya. Setiap binatang yang di miliki suku Quroisy dengan jelas menyuarakan di kandung-nya Nabi SAW. Kursi- kursi kerajaan dan berhala- berhala terjugkal di wajah dan mulutnya. Binatang- binatang liar di timur dan barat dan yang berada di lau ikut bergembira. Seluruh alam ikut meneguk gelas- gelas kegembiraan. Para jin di hibur dengan dekatnya kelahiran Nabi SAW, ramalan- ramalan tukang ramal menjadi tidak tepat, kependetaan menjadi ketakutan. Setiap orang pintar dan tahu rindu dengan kabar ini, dan mereka di buat bingung dengan keindahan beliau. Di saat sedang tidur, ibu Aminah di datangi seseorang dan di katakan padanya, “Sungguh, engkau sedang mengandung pemimpin seluruh jagad dan orang terbaik dari mereka. Maka jika engkau sudah melairkan- nya, maka berilah nama ‘Muhammad’ ( orang yang banyak di puji ), karena pada akhirnya akan banyak di puji.” عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ * بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاةٍ وَتَسْلِيْمٍ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَلَمَّا تَمَّ مِنْ حَمْلِهِ شَهْرَانِ عَلَى مَشْهُوْرِ الْاَقْوَالِ الْمَرْضِيَّةْ * تُوُفِّيَ بِالْمَدِيْنَةِ الْمُنَوَّرَةِ أَبُوْهُ عَبْدُ اللهْ * وَكَانَ قَدِ اجْتَازَ بِأَخْوَالِهِ بَنِيْ عَدِيٍّ مِنَ الطَّائِفَةِ النَّجَّارِيَّةْ * وَمَكَثَ فِيْهِمْ شَهْرًا سَقِيْمًا يُعَانُوْنَ سُقْمَهُ وَشَكْوَاهْ * وَلَمَّا تَمَّ مِنْ حَمْلِهِ عَلَي الرَّاجِحِ تِسْعَةُ أَشْهُرٍ قَمَرِيَّةْ * وَآنَ لِلزَّمَانِ أَنْ يَنْجَلِيَ عَنْهُ صَدَاهْ * حَضَرَ أُمَّهُ لَيْلَةَ مَوْلِدِهِ آسِيَةُ وَمَرْيَمُ فِيْ نِسْوَةٍ مِنَ الْحَظِيْرَةِ الْقُدْسِيَّةْ * وَأَخَذَهَا الْمَخَاضُ فَوَلَدَتْهُ صَلَّي الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُوْرًا يَتَلَأْلَأُ سَنَاهْ * وَمُحَيًّا كَالشَّمْسِ مِنْكَ مُضِئْ ُ* أَسْفَرَتْ عَنْهُ لَيْلَةٌ غَرَّاءُ لَيْلَةُ الْمَوْلِدِ الَّذِيْ كَانَ لِلدِّيـْ*ـنِ سُرُوْرٌ بِيَوْمِهِ وَازْدِهَاءُ يَوْمَ نَالَتْ بِوَضْعِهِ ابْنَةُ وَهْبِ * مِنْ فَخَارٍ مَا لَمْ تَنَلْهُ النِّسَاءُ وَأَتَتْ قَوْمَهَا بِأَفْضَلَ مِمَّا * حَمَلَتْ قَبْلُ مَرْيَمُ الْعَذْرَاءُ مَوْلِدٌ كَانَ مِنْهُ فِيْ طَالِعِ الْكُفْـ*ـرِ وَبَالٌ عَلَيْهِمُ وَوَبَاءُ وَتَوَالَتْ بُشْرَي الْهَوَاتِفِ أَنْ قَدْ * وُلِدَ الْمُصْطَفَي وَحَقَّ الْهَنَاءُ هَذَا، وَقَدِ اسْتَحْسَنَ الْقِيَامَ عِنْدَ ذِكْرِ مَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ أَئِمَّةٌ ذَوُوْ رِوَايَةٍ وَرَوِيَّةْ * فَطُوْبَي ِلمَنْ كَانَ تَعْظِيْمُهُ صَلَّي الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَايَةَ مَرَامِهِ وَمَرْمَاهْ * Setelah beliau genap di kandung selama dua bulan menurut qoul masuhur yang di ridloi, di Almadinah Almunawwaroh abah beliau ( S. ‘Abdulloh ) di panggil pulang oleh Alloh SWT. Sebelum itu, beliau mampir lewat di paman- paman- nya, yaitu Bani ‘Ady ( suku kecil Bani Najjar ). Beliau berada di tengah- tengah mereka selama satu bulan dalam keadaan sakit dan di rawat oleh mereka. Dan setelah genap sembilan bulan qomariyyah menurut qoul yang rojih, dan sudah saatnya zaman bersih dari karat, maka di malam kelahirannya ibunya di datangi oleh Asiyah ( istri ‘Fir’aun ) dan S. Maryam bersama rombongan para wanita yang suci. Dan ahirnya Ibu Aminah bersalin dan melahirkan- nya dalam keadaan bercahaya yang sangat bersinar dari atasnya. Wajahmu bagaikan mentari berinar. Malam yan cerah semakin cerah. Itulah malam kelahiran yang menjadikan agama menjadi gembira dan berseri. Di hari itu, putri Wahab ( S. aminah mendapatkan keagungan yang tidak bisa di raih banyak wanita. Ia mendatangi kaumnya dengan membawa anak yang utamanya melebihi yang di kandung oleh S. Maryam ( ‘Isa AS ). Kelahiran yang membawa kerusakan dan musibah pada munculnya kekufuran. Suara- suara yang berisi kabar gembira terus berbunyi, demi memberi sambutan kelahiran Nabi yang terpilih SAW, dan tibalah keni’matan. Camkan ini semua !. Di saat kita menyebutkan detik- detik kelahiran Beliau SAW, kita di sayugyakan berdiri oleh para Ulama’ yang kapabel dan ahli di bidang meriwayatkan hadits. Maka, beruntunglah orang- orang yang peng- agungan terhadap Nabi SAW menjadi tujuannya. عطر اللهم قبره الكريم * بعرف شذيّ من صلاة وتسليم اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَبَرَزَ صَلَّي الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَي الْاَرْضِ رَافِعًا رَأْسَهُ إِلَي السَّمَاءِ الْعَلِيَّةْ * مُوْمِيًا بِذَلِكَ الرَّفْعِ اِلَي سُوْدَدِهِ وَعُلَاهْ * وَمُشِيْرًا إِلَي رِفْعَةِ قَدْرِهِ عَلَي سَائِرِ الْبَرِيَّةْ * بِأَنَّهُ الْحَبِيْبُ الَّذِيْ حَسُنَتْ طِبَاعُهُ وَسَجَايَاهْ * وَدَعَتْ أُمُّهُ عَبْدَ الْمُطَّلِبِ وَهُوَ يَطُوْفُ بِهَاتِيْكَ الْبَنِيَّةْ * فَأَقْبَلَ مُسْرِعًا وَنَظَرَ إِلَيْهِ وَبَلَغَ مِنَ السُّرُوْرِ مُنَاهْ * وَأَدْخَلَهُ الْكَعْبَةَ الْغَرَّاءَ وَقَامَ يَدْعُوْ بِخُلُوْصِ النِّيَّةْ * وَيَشْكُرُ اللهَ تَعَالَي عَلَي مَا مَنَّ بِهِ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهْ * وَوُلِدَ صَلَّي الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَظِيْفًا مَخْتُوْنًا مَقْطُوْعَ السُّرِّ بِيَدِ الْقُدْرَةِ الْإِلَهِيَّةْ * طَيِّبًا دَهِيْنًا مَكْحُوْلَةً بِكُحْلِ الْعِنَايَةِ عَيْنَاهْ * وَقِيْلَ خَتَنَهُ جَدُّهُ بَعْدَ سَبْعِ لَياَلٍ سَوِيَّةْ * وَأَوْلَمَ وَأَطْعَمَ وَسَمَّاهُ مُحَمَّدًا وَأَكْرَمَ مَثْوَاهْ * Belau SAW terlahir dalam keadaan meletakkan kedua tangannya di atas tanah, mengangkat kepalanya ke langit yang tinggi. Dengat isyarat ( pratanda )ketinggian beliau di atas segala mahluk. Oleh sebab beliau adalah orang yang di kasihi yang amat baik perangai dan budinya. ( Saat itu ) ibunya memanggil S. ‘Abdil Muttholib yang sedang bertawaf di bangunan itu ( Ka’bah ). Lalu bergegas kemabli dan melihatnya dan beliau sampai di ujung kegembiraan. Lalu beliau membawanya masuk di dalam Ka’bah yang cerah dan berdoa dengan ketulusan hati. Beliau bersyukur pada Alloh SWT atas pemberian ini. Beliau SAW di lahirkan dalam keadaan bersih dan sudah bersunat dengan kekuasaan Tuhan, harum, berminyak, dan bercelak kedua matanya dengan celak hasil perhatian Tuhan. Namun ada yang mengatakan bahwa beliau di sunat oleh neneknya setelah berumur genap tujuh hari. Lalu beliau mengadakan walimah dan memberinya nama Muhammad SAW, dan memulyakan kedudukannya. عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ * بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ َصَلَاةٍ وَتَسْلِيْمٍ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وظهر عند ولادته خوارق وغرائب غيبية * إرهاصا لنبوته وإعلاما بأنه مختار الله تعالي ومجتباه * وزيدت السماء حفظا وردّ عنها المردة وذوو النفوس الشيطانية * ورجمت رجوم النيرات كل رجيم في حال مرقاه * وتدلت إليه صلي الله عليه وسلم الأنجم الزهرية * واستنارت بنورها وهاد الحرم ورباه * وخرج معه نور أضاءت له قصور الشام القيصرية * فرأها من ببطاح مكة داره ومغناه * وانصدع الإيوان بالمدائن الكسروية * الذي رفع أنوشروان سمكه وسواه * وسقط أربع عشرة من شرفاته العلوية * وكسر ملك كسري لهول ما أصابه وعراه * وخمدت النيران المعبودة بالممالك الفارسية * لطلوع بدره المنير وإشراق محياه * وغاضت بحيرة ساوه وكان بين همذان وقمّ من البلاد العجمية * وجفّت اذ كف واكف موجها الثجاج ينابيع هاتيك المياه * وفاض وادي سماوة وهي مفازة في فلاة وبرية * لم يكن بها قبل ماء ينقع للظمئان اللهاة * وكان مولده صلي الله عليه وسلم بالموضع المعروف بالعراص المكية * والبلد الذي لايعضد شجره ولا يختلي خلاه * واختلف في عام ولادته وفي شهرها وفي يومها علي أقوال للعلماء مروية * والراجح أنها قبيل فجر يوم الإثنين ثاني عشر شهر ربيع الاول من عام الفيل الذي صدَّه الله عن الحرم وحماه * Di saat kelahiran Nabi SAW terjadi banyak keanehan gaib, sebagai dasar nubuwahnya dan agar di ketahui bahwa beliau adalah orang yang di pilih oleh-Nya. Langit di tambah penjagaan-nya dan setan- setan yang nakal di tolak dari langit. Dan setiap setan yang ingin naik ke langit di hantam. Bintang- bintang yang berkilau mendekat pada beliau dan menyebabkan dataran tinggi dan rendahnya tanah Harom menjadi bersinar. Bersamaan dengan kelahiran beliau, muncul cahaya yang sinarnya sampai menerangi gedung- gedung Kaesar yang berada di Syam. Dan setiap orang yang berada di Makkah bias melihat cahaya ini. Pagar yang ada di kota Kisro ( Iran ) saat itu pecah, padahal telah di bangun dengan megah oleh raja Anu Syarwan. Bahkan menaranya yang berjumlah empat belas ikut terjatuh. Kerajaan Kisro ( Faris ) hancur ( saat itu ), oleh saking dahsyatnya kelahiran Nabi SAW. Api yang di sembah di kerajan Persia menjadi padam oleh sebab terbitnya Sang Purnama yang bersinar wajahnya. Danau Sawah yang terletak di antara Hamadzan dan Qumm di negeri ‘ajam ( luar arab ) menjadi kering dan sumber- sumbernya menjadi mati oleh sebab. Lembah Samawah yang terletak di antara daratan dan padang belantara yang sebelumnya sama sekali tidak ada airnya untuk orang yang dahaga, menjadi penuh. Beliau SAW di lahirkan di tanah Makkah, yaitu negeri yang tidak boleh di petik pepohonan- nya. Sedangkan mengenai tahun, bulan, dan hari kelahiran- nya, banyak beda pendapat dari para ‘Ulama. Namun qoul yang paling unggul mengatakan bahwa Beliau lahir di saat fajar hampir terbit di hari Senin tanggal dua belas bulan Robi’ul Awwal dari tahun Gajah yang mana telah di halau oleh Alloh SWT dari memasuki tanah Haram. عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ * بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَتَسْلِيْم وأرضعته أمه أياما ثم أرضعته ثويبة الأسلمية * التي اعتقها أبو لهب حين وافته عند ميلاده عليه الصلاة والسلام ببشراه * فأرضعته مع ابنها مسروح وأبي سلمة وهي به حفية * وأرضعت قبله حمزة الذي حمد في نصرة الدين سراه * وكان صلي الله عليه وسلم يبعث إليها من المدينة بصلة وكسوة هي بها حرية * إلي أن أورد هيكلها رائد المنون الضريح وواراه * قيل علي دين قومها الفئة الجاهلية * وقيل أسلمت أثبت الخلاف ابن منده وحكاه * ثم أرضعته الفتاة الحليمة السعدية * وكان قد ردّ كل من القوم ثديها لفقرها وأباه * فأخصب عيشها بعد المحل قبل العشية * ودرّ ثدياها بدر در لبنه اليمين منهما ولبن الأخر أخاه * وأصبحت بعد الهزال والفقر غنية * وسمنت الشارف لديها والشياه * وانجاب عن جانبها كل ملمة ورزية * وطرز السعد برد عيشها الهني ووشاه * Selama bebrapa hari bliau SAW di susui oleh ibunya, kemudian di susui oleh ibu Tsuwaibah Al-Aslamiyyah. Ia adalah mantan budak milik Abu Lahab yang di merdekakan oleh majikannya sejak ia datang padanya memberi kabar gembira tentang kelahiran Nabi SAW. Ia menyusui baginda bersama putranya yang bernama Masruh dan Abi Salamah dengan sangat senang. Sebelum itu ia menyusui Hamzah yang dapat sanjungan di dalam pembelaannya pada Islam. Dan setelah Nabi SAW berada di Madinah, beliau memberinya pakaian yang layak dan sesuatu yang lain, sampai sepeninggalnya. Adapun agama yang ia anut, ada yang menceritakan bahwa ia tetap memeluk agama kaumnya, yaitu Jahiliyyah. Dan ada pula yang mengatakan bahwa ia telah masuk Islam, sebagaimana yang telah di ceritakan oleh ‘Ulama yang bernama Ibnu Mandah. Kemudian ( setelah beliau selesai di susui oleh Tsuwaibah ), beliau di susui oleh seorang yang masih muda. Yaitu Halimah Assa’diyyah. Sebelum itu, ia tidak laku sebagai penyusu karena saking fakirnya. Namun setelah ia menyusui Nabi SAW, langsung ia menjadi kaya di sore harinya. Sampai air susunya mengalir dengan deras dan hingga susu yang lain di pakai menyusui saudara Nabi SAW. Dan ( berkah dari menyusui Nabi SAW ) ia menjadi gemuk dan kaya, begitu juga onta dan kambing yang ada di dekatnya, dan setiap musibah terhindar dari dirinya dan ahirnya hidupnya menjadi enak. عطر اللهم قبره الكريم * بعرف شذي من صلاة وتسليم وكان صلي الله عليه وسلم يشب في اليوم شباب الصبي في الشهر بعناية ربانية * فقام علي قدميه في ثلاث ومشي في خمس وقويت في تسع من الشهور بفصيح النطق قواه * وشق الملكان صدره الشريف لديها وأخرجا منه علقة دموية * وأزالا منه حظ الشيطان وبالثلج غسلاه * وملئاه حكمة ومعاني إيمانية * ثم خاطاه وبخاتم النبوة ختماه * ووزناه فرجح بألف من أمته الأمة الخيرية * ونشأ صلي الله عليه وسلم علي أكمل الأوصاف من حال صباه * ثم ردته صلي الله عليه وسلم إلي أمه وهي به غير سخية * حذرا من أن يصاب بمصاب حادث تخشاه * ووفدت عليه حليمة في أيام خديجة السيدة الوضية * فحباه من حبائه الوافر بحباه * وقدمت عليه يوم حنين فقام إليها وأخذته الأريحية * وبسط لها من ردائه الشريف بساط بره ونداه * والصحيح أنها أسلمت مع زوجها والبنين والذرية * وقد عدهما في الصحابة جمع من ثقاة الرواة * Semenjak masih kecil, Nabi SAW berkembang sehari sebagaimana umumnya anak selama satu bulan, dengan pertolongan Tuhan. Maka dalam tempo tiga bulan, beliau sudah bisa berdiri di dua kakinya. Bisa berjalan pada usia lima bulan, dan menjadi kuat fisiknya di usianya yang ke sembilan bulan, dengan di sertai pembicaraan yang terampil. Di saat itu juga ada dua Malaikat melakukan pembedahan pada dada beliau yang mulya dan mengeluarkan segumpal darahnya, yang mana darah itu merupakan bagian setan, lalu membasuhnya dengan salju. Keduanya mengisinya dengan hikmah dan keimanan. Kemudian keduanya menjahitnya dan ahirnya memberikan cap kenabian. Keduanya juga menimbangnya dengan seribu dari ummat beliau yang terbaik, namun beliau lebih berat dari semuanya. Sejak beliau masih kecil sudah berada di dalam peringai yang sangat sempurna. Kemudian, setelah peristiwa pembedahan tersebut ibu Halimah mengembalikannya pada ibu beliau dalam keadaan tiada tega, karena hawatir terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan. Kemudian, pada saat setelah beliau nikah dengan Khodijah, seorang besar yang bersinar, ibu halimah pernah berkunjung pada Nabi SAW. Lalu beliau memberinya dengan pemberian yang besar. Dan di saat terjadi perang Hunain, ibu Halimah juga perna menemui Nabi SAW. Lalu beliau menghormatinya dengan pemberian dan mempersilahkan duduk di atas selendang yang sengaja beliau gelar untuknya. Sedangkan agama yang ia peluk menurut qoul yang sohih adalah Islam, ia masuk Islam bersama anak cucunya, sebagaimana ia di katagorikan sebagai Sohabat oleh sekelompok perowi yang bisa di percaya. عَطِّرِ اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَ تَسْلِيْم اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَلَمَّا بَلَغَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْبَعَ سِنِيْنَ خَرَجَتْ بِهِ أُمُّهُ إِلَى الْمَدِيْنَةِ النَّبَوِيَّةْ C ثُمَّ عَادَتْ فَوَافَتْهَا بِاْلأَبْوَاءِ أَوْ بِشِعْبِ الْحَجُوْنِ الْوَفاَةْ C وَحَمَلَتْهُ حَاضِنَتُهُ أُمُّ أَيْمَنَ الْحَبَشِيَّةْ C اَلَّتِيْ زَوَّجَهَا بَعْدُ مِنْ زَيْدِ بْنِ حَارِثَةَ مَوْلاَهْ C وَأَدْخَلَتْهُ عَلَى جَدِّهِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَضَمَّهُ إِلَيْهِ وَرَقَّ لَهُ وَأَعْلَى رُقِيَّةْ C وَقَالَ: إِنَّ لاِبْنِيْ هٰذَا لَشَأْنًا عَظِيْمًا فَبَخٍ بَخٍ لِمَنْ وَقَّرَهُ وَوَالاَهْ C وَلَمْ تَشْكُ فِيْ صِبَاهُ جُوْعًا وَلاَ عَطَشًا قَطُّ نَفْسُهُ اْلأَبِيَّةْ C وَكَثِيْرًا مَا غَدَا فَاغْتَذَى بِمَاءِ زَمْزَمَ فَأَشْبَعَهُ وَأَرْوَاهْ C وَلَمَّا أُنِيْخَتْ بِفِنَاءِ جَدِّهِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ مَطَايَا الْمَنِيَّةْ C كَفَلَهُ عَمُّهُ أَبُوْ طَالِبٍ شَقِيْقُ أَبِيْهِ عَبْدِ اللهْ C فَقَامَ بِكَفَالَتِهِ بِعَزْمٍ قَوِيٍّ وَهِمَّةٍ وَحَمِيَّةْ C وَقَدَّمَهُ عَلَى النَّفْسِ وَالْبَنِيْنَ وَرَبَّاهْ C وَلَمَّا بَلَغَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِثْنَيْ عَشَرَ سَنَةً رَحَلَ بِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَمُّهُ إِلَى الْبِلاَدِ الشَّامِيَّةْ C وَعَرَفَهُ الرَّاهِبُ بَحِيْرَا بِمَا حَازَهُ مِنْ وَصْفِ النُّبُوَّةِ وَحَوَاهْ C وَقَالَ: إِنِّيْ أَرَاهُ سَيِّدَ الْعَالَمِيْنَ وَرَسُوْلَ اللهِ وَنَبِيَّهْ C قَدْ سَجَدَ لَهُ الشَّجَرُ وَالْحَجَرُ وَلاَ يَسْجُدَانِ إِلاَّ لِنَبِيٍّ أَوَّاهْ C وَإِنَّا لَنَجِدُ نَعْتَهُ فِي الْكُتُبِ الْقَدِيْمَةِ السَّمَاوِيَّةْ C وَبَيْنَ كَتِفَيْهِ خَاتَمُ النُّبُوَّةِ قَدْ عَمَّهُ النُّوْرُ وَعَلاَهْ C وَأَمَرَ عَمَّهُ بِرَدِّهِ إِلَى مَكَّةَ تَخَوُّفًا عَلَيْهِ مِنْ أَهْلِ دِيْنِ الْيَهُوْدِيَّةْ C فَرَجَعَ بِهِ وَلَمْ يُجَاوِزْ مِنَ الشَّامِ الْمُقَدَّسِ بُصْرَاهْ C Setelah beliau menginjak usia empat tahun, beliau di ajak oleh ibunya pergi ke Madinah. Kemudia sekembalinya dari Madinah dan tepatnya di desa Abwa’ atau di Syi’bil Hajun ( dua pendapat ), Sang ibu wafat. Lalu beliau di gendong dan di asuh oleh Ummu Ayman Alhabasyiyyah yang mana beliau setelah itu di nikahkan oleh Nabi SAW dengan Zaid bin Haritsah, seorang mantan hamba Nabi SAW. Kemudian ( setelah sampai di Makkah ) ibu asuh membawanya masuk ke nenek Abd Muttholib, lalu sang nenek merangkulnya dan mengasihinya dan menggendong- nya ke atas. Seraya beliau berkata, “Anak- ku ini memilki sesuatu yang sangat agung, maka bagus sekali orang yang memulyakan dan mengasihinya.” Semenjak belau masih kecil, beliau tidak pernah sama sekali mengadukan lapar dan dahaga. Sering sekali beliau tidak makan, lalu meminum air zamzam dan ini sudah cukup menjadikan kenyang. Dan setelah nenek Abd. Muttholib meninggal, beliau di asuh oleh sang paman (saudara kandung sang ayah ), yaitu Abi Tholib dengan baik dan menjaganya dengan penuh, dan bahkan beliau lebih di dahulukan dari pada putra- putra sang paman sendiri. Setelah beliau sampai ke usianya yang ke dua belas, beliau di ajak pergi oleh pamannya ke negeri Syam. Di sana oleh pendeta Buhairo tahu pada anak calon nabi ini dari sifat- sifat kenabian yang ada pada diri Nabi SAW. Ia berkata, “Aku yakin anak ini bakal menjadi nabi dan rosul. Pohon dan batu pada sujud padanya, padahal keduanya tiada bersujud kecuali kepada nabi yang banyak kembalinya pada Alloh SWT. Kami menemukan ciri- cirinya di dalam kitab- kitab samawi yang kuno. Di antara kedua punggung Nabi SAW ada cap kenabian yang di selimuti oleh cahaya.” Kemudian pendeta memerintahkan paman Nabi SAW agar di bawa pulang kembali, karena menghawatirkan terjadi sesuatu dari orang- orang Yahudi. Ahirnya Sang paman membawanya pulang dan tidak sampai melewati Bushro sebuah kota yang ada di Syam. عَطِّرِ اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَ تَسْلِيْم اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَلَمَّا بَلَغَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ سَنَةً سَافَرَ إِلَى بُصْرَى فِيْ تِجَارَةٍ لِخَدِيْجَةَ الْفَتِيَّةْ C وَمَعَهُ غُلاَمُهَا مَيْسَرَةُ يَخْدِمُهُ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ وَيَقُوْمُ بِمَا عَنَاهْ C وَنَزَلَ تَحْتَ شَجَرَةٍ لَدَى صَوْمَعَةِ نَسْطُوْرَا رَاهِبِ النَّصْرَانِيَّةْ C فَعَرَفَهُ الرَّاهِبُ إِذْ مَالَ إِلَيْهِ ظِلُّهَا الْوَارِفُ وَأَوَاهْ C وَقَالَ: مَا نَزَلَ تَحْتَ هٰذِهِ الشَّجَرَةِ قَطُّ إِلاَّ نَبِيٌّ ذُوْ صِفَاتٍ نَقِيَّةْ C وَرَسُوْلٌ قَدْ خَصَّهُ اللهُ تَعَالَى بِالْفَضَائِلِ وَحَبَاهْ C ثُمَّ قَالَ لِمَيْسَرَةَ: أَفِيْ عَيْنَيْهِ حُمْرَةُ نِ اسْتِظْهَارًا لِلْعَلاَمَةِ الْخَفِيَّةْ C فَأَجَابَهُ بِنَعَمْ فَحَقَّ لَدَيْهِ مَا ظَنَّهُ فِيْهِ وَتَوَخَّاهْ C وَقَالَ لِمَيْسَرَةَ: لاَ تُفَارِقْهُ وَكُنْ مَعَهُ بِصِدْقِ عَزْمٍ وَحُسْنِ طَوِيَّةْ C فَإِنَّهُ مِمَّنْ أَكْرَمَهُ اللهُ تَعَالَى بِالنُّبُوَّةِ وَاجْتَبَاهْ C ثُمَّ عَادَ إِلَى مَكَّةَ فَرَأَتْهُ خَدِيْجَةُ مُقْبِلاً وَهِيَ بَيْنَ نِسْوَةٍ فِيْ عُلِّيَّةْ C وَمَلَكَانِ عَلَى رَأْسِهِ الشَّرِيْفِ مِنْ وَهَجِ الشَّمْسِ قَدْ أَظَلاَّهْ C وَأَخْبَرَهَا مَيْسَرَةُ بِأَنَّهُ رَأَى ذٰلِكَ فِي السَّفَرِ كُلِّهِ وَبِمَا قَالَ لَهُ الرَّاهِبُ وَأَوْدَعَهُ لَدَيْهِ مِنَ الْوَصِيَّةْ C وَضَاعَفَ اللهُ فِيْ تِلْكَ التِّجَارَةِ رِبْحَهَا وَنَمَّاهْ C فَبَانَ لِخَدِيْجَةَ بِمَا رَأَتْ وَمَا سَمِعَتْ أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ تَعَالَى إِلَى الْبَرِيَّةْ C اَلَّذِيْ خَصَّهُ اللهُ تَعَالَى بِقُرْبِهِ وَاصْطَفَاهْ C فَخَطَبَتْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَفْسِهَا الزَّكِيَّةْ C لِتَشُمَّ مِنَ اْلإِيْمَانِ بِهِ طِيْبَ رَيَّاهْ C فَأَخْبَرَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْمَامَهُ بِمَا دَعَتْهُ إِلَيْهِ هٰذِهِ الْبَرَّةُ التَّقِيَّةْ C فَرَغِبُوْا فِيْهَا لِفَضْلٍ وَدِيْنٍ وَجَمَالٍ وَمَالٍ وَحَسَبٍ وَنَسَبٍ كُلٌّ مِنَ الْقَوْمِ يَهْوَاهْ C وَخَطَبَ أَبُوْ طَالِبٍ وَأَثْنَى عَلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ أَنْ حَمِدَ اللهُ بِمَحَامِدَ سَنِيَّةْ C وَقَالَ: هُوَ وَاللهِ بَعْدُ لَهُ نَبَأٌ عَظِيْمٌ يُحْمَدُ فِيْهِ مَسْرَاهْ C فَزَوَّجَهَا مِنْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبُوْهَا وَقِيْلَ عَمُّهَا وَقِيْلَ أَخُوْهَا لِسَابِقِ سَعَادَتِهَا اْلأَزَلِيَّةْ C وَأَوْلَدَهَا كُلَّ أَوْلاَدِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلاَّ الَّذِيْ بِاسْمِ الْخَلِيْلِ سَمَّاهْ C dfdfdfdfdfdfdf Setelah beliau menginjak usia dua puluh lima tahun, beliau pergi ke Bushro dengan tujuan mendagangkan dagangan Kodijah . Beliau di bantu oleh budaknya yang bernama Maisaroh. Di perjalanan, beliau singgah dan istiahat di bawah pohon yang ada di dekat gereja pendeta yang berama Nasthuro. Lalu pendeta tahu bahwa beliau adalah nabi, karena dedaunan yang sangat lebat itu condong meaunginya. Ia berkata, “Tidak ada yang istirahat di bawa pohon ini selain Nabi yang memiliki sifat- sifat yang bersih dan Rosul yang di pilih dengan pemberian-Nya. Kemudian ia ingin mengecek tanda- tandanya yang lebih samar dan bertanya kepada Maysaroh, “Apakah di kedua matanya ada kemerah- merahan ?.” Maysaroh menjawab, “Ya.” Maka sungguh tepatlah apa yang ia sangka semula. Dn ia berpesan kepada Maysaroh, “Jangan sampai kau meninggalkan orang ini !. Kau harus menyertainya dengan sungguh dan hati yang lapang !, karena orang ini termasuk di antara manusia yang di pilih dan di mulyakan oleh Alloh SWT dengan kenabian !.” Kemudian beliau kembali ke Makkah dan di jemput oleh ibu Khoijah bersama para wanita dari atas panggung, saat itu beliau di kawal oleh dua Malaikat yang menaungi dari atasnya dari terik matahari. Hal semisal ini oleh Maisaroh di lihat selama di perjalanan, lalu olehnya ia ceritakan pada S. Khodijah. Begitu juga apa saja yang di ucapkan dan di pesankan oleh pendeta, semuanya ia ceritakan. Dan di dalam perdagangan ini Alloh SWT memberikan laba yang melimpah pada S. Khodijah. Ahirnya, Khodijah tahu bahwa beliau adalah manusia pilihan Alloh SWT yang di utus pada semua mahluk. Ahirnya beliau memintanya agar Nabi SAW sudi menikahinya, agar bisa mencium bau segar keimanan padanya. Lalu Nabi SAW menceritakan lamaran ini kepada paman- pamannya, ahirnya semuanya setuju karena Khodijah memiliki kelebihan, agama, rupa, nasab, dan harta, yang mana sifat- sifat ini di gandrungi oleh setiap orang. Kemudian, Abi Tholib berpidato dengan memuji Alloh SWT dan memuji pada Nabi SAW. Di dalam pidatonya ia berkata, “Ia ini, demi Alloh, memiliki kisah yang agung yang akan menjadikan-nya mendapat sanjungan.” Ahirnya, S. Khodijah di nikahkan dengan di walikan oleh bapaknya atau pamannya atau saudaranya ( beberapa pendapat ), karena suratan yang menaqdirnya menjadi orang yang beruntung. Dan dari pernikan ini terlahir semua putra- putra Nabi SAW, kecuali putra yang beliau beri nama Ibrohim. ! عَطِّرِ اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَ تَسْلِيْم ! ! اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ ! DFDFDFDFDFDFDF وَلَمَّا بَلَغَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَمْسًا وَثَلاَثِيْنَ سَنَةً بَنَتْ قُرَيْشُ نِ الْكَعْبَةَ لاِنْصِدَاعِهَا بِالسُّيُوْلِ اْلأَطْبَحِيَّةْ C وَتَنَازَعُوْا فِيْ رَفْعِ الْحَجَرِ اْلأَسْوَدِ فَكُلٌّ أَرَادَ رَفْعَهُ وَرَجَاهْ C وَعَظُمَ الْقِيْلُ وَالْقَالُ وَتَحَالَفُوْا عَلَى الْقِتَالِ وَقَوِيَتِ الْعُصْبِيَّةْ C ثُمَّ تَدَاعَوْا إِلَى اْلإِنْصَافِ وَفَوَّضُوْا اْلأَمْرَ إِلَى ذِيْ رَأْيٍ صَائِبٍ وَأَنَاهْ C فَحَكَمَ بِتَحْكِيْمِ أَوَّلِ دَاخِلٍ مِنْ بَابِ السَّدَنَةِ الشَّيْبِيَّةْ C فَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَّلَ دَاخِلٍ فَقَالُوْا: هٰذَا اْلأَمِيْنُ وَكُلُّنَا نَقْبَلُهُ وَنَرْضَاهْ C فَأَخْبَرُوْهُ بِأَنَّهُمْ رَضُوْهُ أَنْ يَكُوْنَ صَاحِبَ الْحُكْمِ فِيْ هٰذَا الْمُلِمِّ وَوَلِيَّهْ C فَوَضَعَ الْحَجَرَ فِيْ ثَوْبٍ ثُمَّ أَمَرَ أَنْ تَرْفَعَهُ الْقَبَائِلُ جَمِيْعًا إِلَى مُرْتَقَاهْ C فَرَفَعُوْهُ إِلَى مَقَرِّهِ مِنْ رُكْنٍ هَاتِيْكَ الْبَنِيَّةْ C وَوَضَعَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ الشَّرِيْفَةِ فِيْ مَوْضِعِهِ اْلأنَ وَبَنَاهْ C dfdfdfdfdfdfdf Ketika Nabi SAW berada di usianya yang yang tigapuluh lima, orang- orang Quroisy merenovasi Ka’bah karena keadaannya yang pecah oleh sebab di terpa banjir Makkah. Saat itu mereka berebut mengembalikan Hajar Aswad ke tempatnya semula, setiap orang dari mereka berkeinginan melakukannya. Perang mulut pun teradi, dan akan mereka sudah mengadakan sumpah untuk berperang fisik dan terjadi fanatisme yang berlebihan. Namun mereka akhirnya sadar dan menyerahkan semua ini kepada orang yang yang memiliki pemikiran yang baik dan ketenangan. Lalu orang ini menyerahkan keputusan kepada orang yang pertama kali masuk lewat pitu Sadanah Assyaibiyyah. Dan ternyata Nabi SAW adalah orang yang masuk ke situ lewat pintu tersebut. Maka semuanya berguaman, “Nah, ini Al-amin ( orang yang di percaya ) !. Kita semua rela dan menerimanya.” Lalu mereka menceritakan kerelaan semua pihak di dalam menyelesaikan masalah ini kepada Nabi SAW. Kemudian beliau meletakkan Hajar Aswad tersebut di atas sebuah kain dan memerintahkan kepada semua suku agar mengangkatnya ke tempatnya semula. Ahirnya semuanya turut mengangkatnya di tempatnya yang berdekatan dengan tiang bangunan itu, dan Nabi SAW yang meletakkannya dengan tangan beliau yang mulia di tempatnya yang sekarang dan membangunnya kembali. ! عَطِّرِ اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَ تَسْلِيْم ! ! اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ ! DFDFDFDFDFDFDF وَلَمَّا كَمُلَ لَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْبَعُوْنَ سَنَةً عَلَى أَوْفَقِ اْلأَقْوَالِ لِذَوِي الْعَالِمِيَّةْ C بَعَثَهُ اللهُ تَعَالَى لِلْعَالَمِيْنَ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا فَعَمَّهُمْ بِرُحْمَاهْ C وَبُدِئَ إِلَى تَمَامِ سِتَّةِ أَشْهُرٍ بِالرُّؤْيَا الصَّادِقَةِ الْجَلِيَّةْ C فَكَانَ لاَ يَرَى رُؤْيَا إِلاَّ جَائَتْ مِثْلَ فَلَقِ صُبْحٍ أَضَاءَ سَنَاهْ C وَإِنَّمَا ابْتُدِئَ بِالرُّؤْيَا تَمْرِيْنًا لِلْقُوَّةِ الْبَشَرِيَّةْ C لِئَلاَّ يَفْجَأَهُ الْمَلَكُ بِصَرِيْحِ النُّبُوَّةِ فَلاَ تَقْوَاهُ قُوَاهْ C وَحُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلاَءُ فَكَانَ يَتَعَبَّدُ بِحِرَاءَ اللَّيَالِيَ الْعَدَدِيَّةْ C إِلَى أَنْ أَتَاهُ فِيْهِ صَرِيْحُ الْحَقِّ وَوَافَاهْ C وَذٰلِكَ فِيْ يَوْمِ اْلإِثْنَيْنِ لِسَبْعَ عَشْرَةَ لَيْلَةً خَلَتْ مِنْ شَهْرِ اللَّيْلَةِ الْقَدْرِيَّةْ C وَثَمَّ أَقْوَالٌ لِسَبْعٍ أَوْ ِلأَرْبَعٍ وَعِشْرِيْنَ مِنْهُ أَوْ لِثَمَانٍ مِنْ شَهْرِ مَوْلِدِهِ الَّذِيْ بَدَا فِيْهِ بَدْرُ مُحَيَّاهْ C فَقَالَ لَهُ: اقْرَأْ، فَقَالَ: ‹‹ مَا أَنَا بِقَارِئٍ ›› فَغَطَّهُ غَطَّةً قَوِيَّةْ C ثُمَّ قَالَ لَهُ: اقْرَأْ، فَقَالَ: ‹‹ مَا أَنَا بِقَارِئٍ ››، فَغَطَّهُ ثَانِيَةً حَتَّى بَلَغَ مِنْهُ الْجَهْدَ وَغَطَّاهْ C ثُمَّ قَالَ لَهُ: اقْرَأْ، فَقَالَ: ‹‹ مَا أَنَا بِقَارِئٍ ››، فَغَطَّهُ ثَالِثَةً لِيَتَوَجَّهَ إِلَى مَا سَيُلْقَى إِلَيْهِ بِجَمْعِيَّةْ C وَيُقَابِلَهُ بِجِدٍّ وَاجْتِهَادٍ وَيَتَلَقَّاهْ C ثُمَّ فَتَرَ الْوَحْيُ ثَلاَثَ سِنِيْنَ أَوْ ثَلاَثِيْنَ شَهْرًا لِيَشْتَاقَ إِلَى انْتِشَاقِ هَاتِيْكَ النَّفَحَاتِ الشَّذِيَّةْ C ثُمَّ أُنْزِلَتْ عَلَيْهِ : { يَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ } فَجَاءَهُ جِبْرِيْلُ بِهَا وَنَادَاهْ C فَكَانَ لِنُبُوَّتِهِ فِيْ تَقَدُّمِ { اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ } شَاهِدٌ عَلَى أَنَّ لَهَا السَّابِقِيَّةْ C وَالتَّقَدُّمُ عَلَى رِسَالَتِهِ بِالْبِشَارَةِ وَالنِّذَارَةِ لِمَنْ دَعَاهْ C dfdfdfdfdfdfdf Setelah beliau menginjak usianya yang ke empat puluh, menurut qoul yang paling sohih, beliau di utus oleh Alloh SWT ke seluruh jagad sebagai orang yang bertugas memberi kabar gembira dan pemberi peringatan, sehingga semuanya mendapatkan hidangan rohmah. Pertama- tama beliau di beri mimpi- mimpi yang benar dan jelas. Setiap kali beliau bermimpi, maka selalu membawa sinar cerah sebagaimana saat fajar menyingsing. Risalah ini memang di mulai dengan mimpi adalah agar menjadi pelatihan terhadap kekuatan manusiawi, agar tidak di kejutkan dengan Malaikat yang tampak jelas dengan membawa kenabian hingga menjadi tidak kuat. Setelah itu, beliau senang menyendiri dan beribadat di goa Hira selama beberapa malam hingga ahirnya beliau mendapatkan dan di datangi oleh kebenaran yang jelas. Peristiwa itu terjadi di hari Senin tanggal tujuh belas dari bulan yang di dalamnya terdapat Lailatul Qodar. Namun di balik qoul ini, ada yang mengatakan bahwa peristiwa ini terjadi pada tanggal “dua puluh empat” atau “dua puluh tujuh” atau “dua puluh delapan” dari bulan Robi’ Awwal. Malaikat ( Jibril ) berkata pada Nabi SAW, ‘Iqro” ( Bacalah ! ). Lalu beliau menjawab, ‘Aku tidak bisa membaca’. Lalu Malaikat memeluknya dengan kuat. Kemudian Malaikat berkata lagi, “Iqro’ !. Maka Nabi- pun menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Maka Malaikat memeluknya untuk kedua kalinya hingga beliau mendapat kepayahan. Kemudian Malikat berkata lagi, “Iqro’ !.” Dan Nabi SAW menjawab, “Aku tidak bisa menjawab.” Ahirnya Malaikat memeluknya untuk yang ketiga agar supaya beliau berkonsentrasi dengan penuh kepada apa yang bakal di wahyukan padanya dan agar menerimanya dengan sungguh- sungguh. Kemudian wahyu mengalami transisi selama tiga tahun atau tiga puluh bulan, agar supaya ada kerinduan untuk mencium bau segar yang sangat beraroma. Kemudian di turunkan wahyu “Yaa ayyuhal muddatssir” yang di bawa Jibril dan langsung di panggilkan pada Nabi SAW. Di awalinya wahyu dengan Ayat “Iqro'” menjadi bukti bahwa Nubuwwah beliau mendahului Risalah-nya yang berisi kabar gembira dan peringatan kepada orang yang di da’wahi. ! عَطِّرِ اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَ تَسْلِيْم ! ! اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ ! وَأَوَّلُ مَنْ أمَنَ بِهِ مِنَ الرِّجَالِ أَبُوْ بَكْرٍ صَاحِبُ الْغَارِ وَالصِّدِّيْقِيَّةْ C وَمِنَ الصِّبْيَانِ عَلِيُّ وَمِنَ النِّسَاءِ خَدِيْجَةُ الَّتِيْ ثَبَّتَ اللهُ بِهَا قَلْبَهُ وَوَقَاهْ C وَمِنَ الْمَوَالِيْ زَيْدُ بْنُ حَارِثَةَ وَمِنَ اْلأَرِقَّاءِ بِلاَلُ نِ الَّذِيْ عَذَّبَهُ فِي اللهِ أُمَيَّةْ C وَأَوْلاَهُ مَوْلاَهُ أَبُوْ بَكْرٍ مِنَ الْعِتْقِ مَا أَوْلاَهْ C ثُمَّ أَسْلَمَ عُثْمَانُ وَسَعْدٌ وَسَعِيْدٌ وَطَلْحَةُ وَابْنُ عَوْفٍ وَابْنُ عَمَّتِهِ صَفِيَّةْ C وَغَيْرُهُمْ مِمَّنْ أَنْهَلَهُ الصِّدِّيْقُ رَحِيْقَ التَّصْدِيْقِ وَسَقَاهْ C وَمَا زَالَتْ عِبَادَتُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابِهِ مَخْفِيَّةْ C حَتَّى أُنْزِلَتْ عَلَيْهِ ﴿ ÷íy‰ô¹$$sù $yJÎ/ ã tB÷sè? ﴾ فَجَهَرَ بِدُعَاءِ الْخَلْقِ إِلَى اللهْ C وَلَمْ يَبْعُدْ مِنْهُ قَوْمُهُ حَتَّى عَابَ أَلِهَتَهُمْ وَأَمَرَ بِرَفْضِ مَا سِوَى الْوَحْدَانِيَّةْ C فَتَجَرَّؤُوْا عَلَى مُبَارَزَتِهِ بِالْعَدَاوَةِ وَأَذَاهْ C وَاشْتَدَّ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ الْبَلاَءُ فَهَاجَرُوْا فِيْ سَنَةِ خَمْسٍ إِلَى النَّاحِيَةِ النَّجَاشِيَّةْ C وَحَدَبَ عَلَيْهِ عَمُّهُ أَبُوْ طَالِبٍ فَهَابَهُ كُلٌّ مِنَ الْقَوْمِ وَتَحَامَاهْ C وَفُرِضَ عَلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِيَامُ بَعْضٍ مِنَ السَّاعَاتِ اللَّيْلِيَّةْ C ثُمَّ نُسِخَ بِقَوْلِهِ تَعَالَى فَاقْرَؤُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ وَأَقِيْمُوا الصَّلاَةْ C وَفُرِضَ عَلَيْهِ رَكْعَتَانِ بِالْغَدَاةِ وَرَكْعَتَبْنِ بِالْعَشِيَّةْ C ثُمَّ نُسِخَ بِإِيْجَابِ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ فِيْ لَيْلَةِ مَسْرَاهْ C وَمَاتَ أَبُوْ طَالِبٍ فِيْ نِصْفِ شَوَّالٍ مِنْ عَاشِرِ الْبِعْثَةِ وَعَظُمَتْ بِمَوْتِهِ الرَّزِيَّةْ C وَتَلَتْهُ خَدِيْجَةُ بَعْدَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ وَشَدَّ الْبَلاَءُ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ عُرَاهْ C وَأَوْقَعَتْ قُرَيْشٌ بِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّ أَذِيَّةْ C وَأَمَّ الطَّائِفَ يَدْعُوْ ثَقِيْفًا فَلَمْ يُحْسِنُوْا بِاْلإِجَابَةِ قِرَاهْ C وَأَغْرَوْا بِهِ السُّفَهَاءَ وَالْعَبِيْدَ فَسَبُّوْهُ بِأَلْسِنَةٍ بَذِيَّةْ C فَرَمَوْهُ بِالْحِجَارَةِ حَتَّى خُضِّبَتْ بِالدِّمَاءِ نَعْلاَهْ C ثُمَّ عَادَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى مَكَّةَ حَزِيْنًا فَسَأَلَهُ مَلَكُ الْجِبَالِ فِي إِهْلاَكِ أَهْلِهَا ذَوِي الْعُصْبِيَّةْ C فَقَالَ: ‹‹ إِنِّيْ أَرْجُوْ أَنْ يُخْرِجَ اللهُ مِنْ أَصْلاَبِهِمْ مَنْ يَتَوَّلاَّهْ ›› C dfdfdfdfdfdfdf Orang yang pertama kali beriman pada Nabi SAW dari laki- laki dewasa adalah Abu Bakr yang terkenal dengan sebutan Siddiq dan goa. Dan yang dari kalangan anak- anak adalah Aly bin Abi Tholib, dan dari wanita adalah Khodijah, orang yang hatinya di kuatkan oleh Alloh SWT dan di jaganya. Sedangkan dari kalangan mantan budak adalah Zaid bin Haritsah, dan dari budak adalah Bilal, orang yang pernah di siksa oleh majikannya yaitu Umayyah demi mempertahankan agama Alloh SWT dan kemudian di tebus oleh Abu Bakr lalu di merdekakan olehnya. Kemudian menyusul masuk Islam Utsman, Sa’d, Sa’id, Tholhah, Abdurrohman, saudara sepupunya yaitu Sofiyyah, dan lain- lain, yaitu orang- orang yang di beri minum keimanan oleh Abi Bakr ( ya’ni di da’wahi oeh beliau ). Saat itu beliau dan para sahabat terus menerus melakukan ibadah dengan cara sembunyi- sembunyi, sampai beliau di beri Ayat yang memerintahkan agar terbuka di dalam berda’wah ( Al-Hijr : 94 ), dan ahirnya beliau terbuka di dalam berda’wah. Tidak lama kemudian beliau mencela barang- barang yang mereka anggap tuhan dan mengajak meninggalkan segala bentuk kemusyrikan. Dan ini menyebabkan mereka berani melawan dan memusuhinya, sampai- sampai kaum Muslim mendapat derita yang amat sangat dari permusuhan mereka, dan ahirnya mereka berhijrah ke daerah yang di pimpin oleh raja Najasyi pada tahun ke lima dari kenabian. Sedangkan Nabi SAW di bela oleh pamannya, Abi Tholib, maka semuanya segan dan takut. Di saat itu beliau di wajibkan melakukan solat sebentar di waktu malam, dan ini berjalan terus hingga di revisi dengan Ayat Al-Muzzammil : 20. Kemudian beliau di wajibkan melakukan solat dua roka’at di pagi hari dan dua roka’at di sore hari. Sampai ahirnya kewajiban ini di rubah dengan di wajibkannya solat lima waktu di beliau di panggil isro’. Kemudian di saat pertengahan bulan Syawwal pada tahun ke sepuluh dari kenabian, Abu Tholib meninggal. Kemudian S. Khodijah ikut menyusul kepergian Abi Tholib selang tiga hari. Maka kematian kedua tokoh ini menyebabkan kaum Muslimin tambah menderita dan Nabi SAW mendapat perlakuan yang sangat buruk dari kaum Quroisy. Kemudian pada suatu saat, Nabi SAW berangkat menuju Thoif dengan tujuan memberi da’wah kepada suku Tsaqif, namun mereka tidak mengindahkan ajakan beliau dan bahkan mereka menyuruh para budak dan anak- anak kecil agar mencacinya dan melemparkan batu padanya sampai sandal beliau terkena darah dari kakinya. Kemudian Nabi SAW kembali ke Makkah dengan di liputi kesusahan, lalu beliau di temui Malaikat yang mengurusi gunung dan menawarkan padanya untuk menghancurkan mereka yang memilki fanatisme jahiliyyah. Namun beliau menjawabnya, “Aku berharap Alloh akan mengeluarkan dari mereka anak- anak yang di kasihi oleh-Nya.” ! عَطِّرِ اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم، بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَ تَسْلِيْم ! ! اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ ! ثم أسري بروحه و جسده يقظة من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى و رحابه القدسية C و عرج به إلى السموات فرأى أدم في الأولى و قد جلله الوقار و علاه C و رأى في الثانية عيسى ابن مريم البتول البرة التقية C و ابن خالته يحيى الذي أوتي الحكم في حال صباه C و رأى في الثالثة يوسف بصورته الجمالية C و في الرابعة إدريس الذي رفع الله مكانه و أعلاه C و في الخامسة هارون المحبب في الأمة الإسرائيلية C و في السادسة موسى الذي كلمه الله تعالى و ناجاه C و في السابعة إبراهيم الذي جاء ربه بسلامب القلب و حسن الطوية C و حفظه من نار نمرود و عافاه C ثم رفع إلى سدرة المنتهى إلى أن سمع صريف الأقلام بالأمور المقضية C إلى مقام المكافحة الذي قربه الله فيه و أدناه C و أماط له حجب الأنوار الجلالية C و أراه بعيني رأسه من حضرة الربوبية ما أراه C و بسط له بسط الإدلال في المجال الذاتية C و فرض عليه و على أمته خمسين صلاة ثم انهل سحاب الفضل فردت إلى خمس عملية C و لها أجر الخمسين كما شاءه في الأزل و قضاه C ثم عاد في ليلته فصدقه الصديق بمسراه C و كل ذي عقل و روية C و كذبته قريش و ارتد من أضله الشيطان و أغواه C ssssssssssssssssssssssssss Kemudian Nabi SAW di panggil berisro’ dengan ruh dan jasad beliau dalam keadaan terjaga dari Almasjidil Harom ke Almasjidil Aqsho dan halamannya yang suci. Dan beliau juga di naikkan ke langit, dan di langit yang pertama beliau melihat Nabi Nabi Adam dalam keadaan yang sangat agung. Di lagit yang kedua beliau melihat Nabi ‘Isa bin Maryam, seorang perawan yang baik dan bertaqwa, dan di sana juga bertemu dengan saudara sepupu ‘Isa, yaitu Nabi Yahya, nabi yang di angkat menjadi nabi sejak saat masih kecil. Di langit ketiga, beliau melihat Nabi Yusuf dengan keadaannya yang sangat tampan. Di langit keempat beliau melihat Nabi Idris yang di derajat dan tempatnya di tinggikan oleh Alloh SWT. Beliau melihat Nabi Harun yang di sukai oleh Bani Isroil di langit yang kelima. Dan di langit yang keenam beliau melihat Nabi Musa yang pernah menerima firman Alloh SWT secara langsung. Di langit yang ke tujuh beliau melihat Nabi Ibrohim yang menghadap Tuhan-nya dengan hati yang semat dan baik dan pernah di bakar oleh raja Numrudz namun di selamatkan oleh Alloh dari rekayasa raja. Kemudian beliau di angkat sampai ke Sidrotil Muntaha hingga beliau bisa mendengar suara Qolam yang menulis segala sesuatu yang bakal terjadi, dan bahkan sampai ke maqom Mukafahah, sebuah tempat yang dekat pada Alloh Ta’ala. Saat itu Alloh Ta’ala menghilangkan tabir- tabir Nur keagungan, sampai beliau di perlihatkan Dzat Alloh Ta’ala dengan dua mata kepala beliau. Di situ juga di bentangkan maqom Idlal dengan Tuhan. Dan di wajibkan atas beliau dan ummmatnya lima puluh kali solat sehari semalam. Namun tercurahlah awan anugrah sampai di kurangi hingga hanya di wajibkan lima kali yang memilki nilai atau pahala sama dengan lima puluh kali, sebagaimana ketentuan Azali-Nya. Kemudian beliau kembali pada malam itu juga, dan dari sekembalinya ada yang mempercayai isro’ ini, seperti Abi Bakr R.A dan orang- orang yang memiliki pemikiran yang benar. Namun rata- rata orang- orang Quroisy tidak percaya padanya dan bahkan ada pula orang menjadi murtad karena tertipu dengan godaan setan. عطر اللهم قبره الكريم * بعرف شذي من صلاة وتسليم اللهم صل وسلم وبارك عليه ثم عرض نفسه علي القبائل بأنه رسول الله في الايم الموسمية * فأمن به ستة من الانصار اختصهم الله برضاه * وحج منهم في القابل اثنا عشر رجلا وبايعوه بيعة حقية * ثم انصرفوا فظهر الاسلام بالمدينة فكانت معقله ومأواه * وقدم عليه في العام الثالث سبعون أو وثلاثة او خمسة وامرأتان من القبائل الاوسية والخزرجية * فبايعوه وأمر عليهم اثني عشر نقيبا جحاجحة سراه * فهاجر إليهم من مكة ذو الملة الاسلامية * وفارقوا الاوطان رغبة في ما أعد لمن هجر الكفر و نأه * وخافت قريش ان يلحق صلي الله عليه وسلم به علي الفورية * فأتمروا بقتله فحفظه الله تعالي من كيدهم ونجاه * وأذن له صلي الله عليه وسلم في الهجرة فركبه المشركون ليوردوه بزعمهم حياض المنية * فخرج عليهم ونثر علي رؤسهم التراب وحثاه * وأم غار ثور وفاز الصديق فيه بالمعية * وأقام فيه ثلاثا تحمي الحمائم والعناكب حماه * ثم خرج منه ليلة الاثنين وهو صلي الله عليه وسلم علي خير مطية * وتعرض له سراقة فابتهل فيه الي الله ودعاه * فساخت قوائم يعبوبه في الارض اللبة القوية * وسأله الامان فمنحه اياه * Kemudian beiau menunjukkan kepada beberapa suku di saat ada acara peribadatan haji bahwa dirinya adalah utusan Alloh Ta’ala. Lalu dari kelompok Anshor ada enam orang yang beriman padanya, yaitu orang- orang yang mendapatkan kekhususan ridlo dari-Nya. Dan di tahun kemudian dari kelompok Anshor juga ada yang pergi haji dan kemudian membai’atnya ( masuk Islam ) dengan sungguh- sungguh. Maka dari kepulangan mereka, Islam mulai ramai di Madinah hingga kota ini menjadi tempat singgah Islam. Kemudian pada tahun ketiga datang juga tujuh puluh tiga ( ada yang mengatakan tujuh puluh lima orang ) dan dua wanita dari suku Aus dan Khozroj. Dan dari jumlah tersebut, semuanya membai’atnya dan beliau memberikan mandat kepada dua belas orang yang memiliki jiwa ketokohan untuk memimpin mereka. Kemudian mereka inilah yang menjadi tempat orang- orang Muslim Makkah yang berhijrah demi meraih pahala yang di siapkan bagi orang- orang yang sudi meninggalkan kekufuran. Lalu orang- orang Quroisy merasa hawatir jika Nabi SAW menyusul mereka dengan cepat. Maka mereka berembug untuk membunuhnya, namun Alloh Ta’ala tetap menjaganya dari tipu daya mereka. Dan beliau mendapat ijin untuk berhijrah, maka mereka pun menjeratnya dan ingin menjatuhkannya di lembah kematian. Lalu beliau keluar menghadapi mereka dan menebarkan debu di ats kepala mereka, dan beliau beristirahat di goa Tsaur dengan di sertai sahabat Abu Bakr R.A dan hal ini merupakan suatu keberuntungan baginya. Di dalam goa tersebut beliau berdiam selama tiga hari dengan di jaga oleh burung merpati dan laba- laba pada daerah sekitar goa. Kemudian beliau keluar dari goa pada malam Senin dengan mengendarai kendaraan yang sangat bagus. Dan di tengah perjalanan, beliau di kejar oleh Suroqoh, maka dengan hati yang sangat tulus dan rendah beliau berdoa pada Alloh Ta’ala. Lalu kaki kuda yang ia tumpangi masuk ke dalam tanah yang keras, tapi setelah ia meminta keamanan dari beliau, beliau tetap memberikan keamanan. عطر اللهم قبره الكريم * بعرف شذي من صلاة وتسليم اللهم صل وسلم وبارك عليه ومر صلي الله عليه وسلم بقديد علي أم معبد الخزاعية * وأراد ابتياع لحم او لبن منها فلم يكن خباؤها لشيئ من ذلك قد حواه * فنظر إلي شاة في لبيت قد خلفها الجهد عن الرعية * فاستأذنها في حلبها فأذنت وقالت لو كان بها حلب لأصبناه * فمسح الضرع منها ودعا الله مولاه ووليه * فدرت فحلب وسقي كلا من القوم وأرواه * ثم حلب وملأ الإناء وغادره لديها أية جلية * فجاء أبو معبد ورأي اللبن فذهب به العجب إلي أقصاه * وقال أني لك هذا ولا حلوب باليت تبض بقطرة لبنية * فقالت مر بنا رجل مبارك كذا وكذا جثمانه ومعناه * فقال هذا صاحب قريش وأقسم بكل ألية * بأنه لو رأه لآمن به واتبعه وداناه * وقدم صلي الله عليه وسلم المدينة يوم الإثنين ثاني عشر شهر ربيع الأول وأشرقت به أرجاؤها الزكية * وتلقاه الأنصار ونزل بقباء وأسس مسجدها علي تقواه * Di perjalanan hijrah, beliau melewati daerah Qudaid dan singgah di rumah Ummi Ma’bad Al-khuza’iyyah. Di situ beliau hendak membeli daging atau susu, namun di dalam bejana- bejana yang di miliki Ummi Ma’bad sama sekali tidak ada isinya. Lalu beliau melihat kambing yang ada di rumah yang sedang dalam keadaan sangat lemah dan tidak bisa di gembala. Lalu beliau minta ijin padanya untuk memperahnya dan tuah rumah pun mengijinkan seraya berkata, “Seandainya ada air susunya, sudah barang tentu kami bisa mendapatkannya.” Kemudian Nabi memegang susu kambing tersebut sambil berdoa pada Alloh, Tuhan yang mengasihi dan menolongnya. Maka kontan air susu kambing menjadi deras dan bahkan bisa mencukupi rombongan yang menyertai Nabi. Nabi Saw juga mengulangi memperahnya dan meletakkan di bejana yang ada di situ dan meninggalkannya sebagai tanda yang sangat jelas. Kemudian setelah itu, sang suami yaitu Abu Ma’bad datang dan melihat air susu yang melimpah hingga ia di buatnya sangat heran. Ia bertanya, “Bagaimana ini, padahal di dalam rumah tidak ada kambing yang bisa mengeluarkan air susu setetespun ?.” Sang istri menjawab, “Tadi ada laki- laki yang penuh berkah bercirikan begini dan begitu mampir ke sini.” Sang suami menambahkan, “O, itu seseorang dari Quroisy !!.” Bahkan ia bersumpah, “Seandainya ia melihatnya, niscaya ia akan mendekat padanya, mengikuti, dan beriman padanya.” Kemudian Nabi SAW sampai di Madinah pada hari Senin tanggal dua belas Robi’ul Awwal. Dan sebab kedatangan beliau ini,kota Madinah menjadi cerah dan bersih. Dan saat beliau datang, beliau di jemput para sahabat Ansor, dan beliau singgah di Qoba’ dan mendirikan masjid di sana dengan pondasi taqwa. عطر اللهم قبره الكريم * بعرف شذي من صلاة وتسليم اللهم صل وسلم وبارك عليه وكان صلي الله عليه وسلم أكمل الناس خلقا وخلقا ذا ذات وصفات سنية * مربوع القامة أبيض اللون مشربا بحمرة واسع العينين أكحلهما أهدب الأشفار قد منح الزجج حاجباه * مفلج الاسنان واسع الفم حسنه واسع الجبين ذا جبهة هلالية * سهل الخدين يري في أنفه بعض احديداب حسن العرنين اقناه * بعيد ما بين المنكبين سبط الكفين ضخم الكراديس قليل لحم العقب كث اللحية عظيم الرأس شعره الي الشحمة الاذنية * وبين كتفيه خاتم النبوة قد عمه النور وعلاه * وعرقه كاللؤلؤ وعرفه اطيب من النفحات المسكية * ويتكفؤ في مشيته كأنما ينحط من صبب ارتقاه * وكان يصافح المصافح بيده الشريفة فيجد منها سائر اليوم رائحة عبهرية * ويضعها علي رأس الصبي فيعرف مسه من بين الصبية ويدراه * يتلألؤ وجهه الشريف تلألؤ القمر في الليلة البدرية * يقول ناعته لم أر قبله ولا بعده بشر يراه * Adalah Nabi SAW orang yang paling sempurna tubuh dan budinya, berpribadi dan budi yang luhur. Beliau sedang ketinggian badannya, putih kemerah- merahan, luas dan bercelak kedua matanya, tebal serta melengkung kedua alisnya, runcing gigi- giginya, luas dan indah mulutnya, luas keningnya, dengan dahi yang bersinar, rata kedua pipinya, pada hidungnya ada sedikit, berjauhan jarak kedua punggungnya, luas kedua tapak tanganya, sedikit , sedikit daging tungkanya, tebal jenggotnya, dengan rambut yang menggapai daun telinga. Di antara kedua punggungnya ada cap kenabian dengan sinar yang menyelubunginya. Keringat beliau seperti kilauan mutiara, keringatnya berbau harum melebihi keharuman misik. Ketika berjalan seakan turun dari dataran tinggi. Jika ada orang yang bersalaman dengan tangan beliau yang mulya, maka ia akan mendapatkan keharuman tangannya berhari- hari. Dan jika seandainya beliau memegang salah kepala salah satu anak kecil, maka anak tersebut akan di ketahui bahwa anak tersebut pernah di pegang oleh Nabi SAW dari antara sekian banyak anak karena baunya yang wangi. Wajah beliau berkilau bagai bulan purnama, sampai orang yang pernah melihatnya akan menerangkan sifat- sifatnya dengan uapannya, “Aku tidak pernah melihat sebelumnya seorang pun dan tidak akan bakal ada orang yang melihat orang yang seperti beliau. عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ * بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلاَةٍ وَتَسْلِيْمٍ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وكان صلي الله عليه وسلم شديد الحياء والتواضع يخصف نعله ويرقع ثوبه ويحلب شاته ويسير في خدمة أهله بسيرة سرية * ويحب الفقراء والمساكين ويجلس معهم ويعود مرضاهم ويشيع جنائزهم ولا يحقر فقيرا أدقعه الفقر وأشواه * ويقبل المعذرة ولايقابل أحدا بما يكره ويمشي مع الارملة وذوي العبودية * ولا يهاب الملوك ويغضب لله تعالي ويرضي لرضاه * ويمشي خلف أصحابه ويقول خلوا ظهري للملائكة الروحانية * ويركب البعير والفرس والبغلة وحمارا بعض الملوك إليه أهداه * ويعصب علي بطنه الحجر من الجوع وقد أوتي مفاتيح الخزائن الأرضية * وراودته الجبال بأن تكون له ذهبا فأباه * وكان صلي الله عليه وسلم يقل اللغو ويبدؤ من لقيه بالسلام ويطيل الصلاة ويقصر الخطب الجمعية * ويتألف اهل الشرف ويكرم اهل الفضل ويمزح ولايقول إلا حقا يحبه الله تعالي ويرضاه * وههنا وقف بنا جواد المقال عن الطراد في الحلبة البيانية * وبلغ ظاعن الاملاء في فدافد الإيضاح منتهاه * Dan adalah Nabi SAW sangat pemalu dan tawadlu’, beliau menjahit sandalnya, menambal bajunya, memperah kambingnya dan melayani keluarganya dengan dirinya. Beliau mencintai orang- orang faqir miskin, duduk bersama mereka, membesuk mereka yang sedang sakit, mengiring jenazah mereka, dan tidak pernah menghina orang faqir yang terbakar oleh kefakirannya. Beliau mengampuni orang lain, tidak menghadapi seseorang dengan sesuatu yang ia benci, dan berjalan dengan para janda dan budak. Beliau sama sekali tidak takut pada raja dan marah karena Alloh dan ridlo karena di situ ada ridlo Alloh. Beliau berjalan di belakang para Sahabatnya dan berkata pada merteka, “Biarkan di belakangku ada para Malaikat yang halus !.” Beliau berkendara onta, kuda, bighol, dan himar ( keledai ) yang di hadiahkan oleh sebagian raja pada beliau. Beliau membalutkan batu pada perutnya karena saking laparnya, padahal beliau telah di beri kunci- kunci ekonomi dunia. Pernah pada suatu saat, gunung- gunung menawarkan padanya untuk berubah menjadi emas, namun beliau menolaknya. Dan adalah Nabi SAW sangat sedikit sekali berbuat yang tidak berguna. Beliau jika bertemu seseorang, maka beliau-lah yang memulai memberikan salam. Dan jika solat, beliau melakukannya agak lama. Sedangkan jika berhitbah, maka beliau mempercepatnya. Kepada orang- orang memiliki kemulyaan, beliau bergaul dengan santai dan kalem. Beliau memulyakan orang- orang mulya. Beliau juga bergurau, namun tidak berucap kecuali dengan ucapan yang benar yang di cintai dan di ridloi oleh Alloh. Di sini, keterangan- keterangan yang mirip dengan kuda yang indah telah berhenti dari perjalanannya di medan penjelasan. Dan imla’ yang berangkat sudah sampai garis finishnya. عطر اللهم قبره الكريم * بعرف شذي من صلاة وتسليم اللهم صل وسلم وبارك عليه اللهم يا باسط اليدين بالعطية * يا من اذا رفعت اليه أكف العبد كفاه * يا من تنزه في ذاته وصفاته الاحدية * عن ان يكون له فيها نظائر واشباه * يا من تفرد بالبقاء والقدم والازلية * يا من لا يرجي غيره ولا يعول علي سواه * يا من استند الأنام إلي قدرته القيومية * وأرشد بفضله من استشده واستهداه * نسألك اللهم بأنوارك القدسية * التي أزاحت من ظلمات الشك دجاه * ونتوسل إليك بشرف الذات المحمدية * وبأله كواكب أمن البرية وسفينة السلامة والنجاة * وبأصحابه أولي الهداية والأفضلية * الذين بذلوا نفوسهم لله يبتغون فضلا من الله * وبحملة شريعته أولي المناقب والخصوصية * الذين استبشروا بنعمة وفضل من الله * أن توفقنا في الأقوال والأعمال لإخلاص النية * وتنجح لكل من الحاضرين والغائبين مطلبه ومناه * وتخلصنا من أسر الشهوات والأدواء القلبية * وتحقق لنا من الآمال ما بك ظنناه * وتكفينا كل مدلهمة وبلية * ولا تجعلنا ممن أهواه هواه * وتدني لنا من حسن اليقين قطوفا دانية جنية *وتمحو عنا كل ذنب جنيناه * وتستر لكل منا عيبه وعجزه وحصره وعيه * وتسهل لنا من صالح الاعمال ما عز ذراه * وتعم جمعنا هذا من خزائن منحك السنية * برحمة ومغفرة وتديم عمن سواك غناه * اللهم إنك جعلت لكل سائل مقاما ومزية * ولكل راج ما أمله فيك ورجاه * وقد سألناك راجين مواهبك اللدنية * فحقق لنا ما منك رجوناه * اللهم أمن الروعات وأصلح الرعاة والرعية * وأعظم الأجر لمن جعل هذا الخير في هذا اليوم وأجراه * اللهم اجعل هذه البلدة وسائر بلاد الإسلام أمنة رخية * واسقنا غيثا يعم انسياب سيبه السبسب ورباه * واغفر لناسج هذه البرود المحبرة المولدية * سيدنا جعفر من إلي البرزنجي نسبته ومنتماه * وحقق له الفوز بقربك والرجاء والأمنية * واجعل مع المقربين مقيله وسكناه * واستر له عيبه وعجزه وحصره وعيه * وكاتبها وقارئها ومن اصاغ اليها سمعه واصغاه * اللهم وصل وسلم علي اول قابل للتجلي من الحقيقة الكلية وعلي أله وصحبه ومن نصره ووالاه * ما شنفت الآذان من وصفه الدري بأقراط جوهرية * وتحلت صدور المحافل المنيفة بعقود حلاه * وأفضل الصلاة وأتم التسليم علي سيدنا ومولانا محمد خاتم الانبياء والمرسلين * وعلي أله وصحبه أجمعين * سبحان ربك رب العزة عما يصفون * وسلام علي المرسلين * والحمد لله رب العالمين * Ya Alloh, wahai Tuhan yang membentangkan kedua tangan-Nya dengan pemberian. Wahai Tuhan yang bilamana kedua tapak tangan hamba di angkat kepada-Nya, maka Dia akan mencukipinya. Wahai Tuhan yang maha suci di dalam Dzat dan Sifat- Sifat-Nya dari kemiripan dari siapapun. Wahai Tuhan yang hanya Dia-lah di miliki sifat Qidam, Baqo’, dan Azali. Wahai Tuhan yang tiada harapan dan tumpuhan hati kecuali pada-Nya. Wahai Tuhan yang semua mahluk bersandar pada sifat Qdroh dan Qoyyumiyyah-Nya, dan menunjukkan pada orang yang minta petunjuk dengan anugerah-Nya. Kami minta pada-Mu dengan cahaya-Mu yang suci yang menghilangkan kegelapan keraguan. Dan kami membuat perantara kepada-Mu dengan kemulyaan Nabi Muhammad, para keluarganya yang menjadi bintang di dalam keamanan mahluk dan menjadi bahtera keselamatan, para Sahabatnya yang memiliki petunjuk dan kelebihan yang telah menyerahkan diri mereka pada Alloh dengan tujuan mencari anugera-Nya, dan para Ulama yang membawa Syariat yang memiliki sifat- sifat yang bagus dan kehususan, kami minta agar Egkau memberi pertolongan pada kami di dalam ucapan dan amal agar berniat dengan ikhlas, meluluskan tujuan setiap dari kami, baik yang hadir atau yang tidak, membersihkan kami dari kungkungan sahawat dan penyakit hati, merealisasikan pengharapan kami yang telah kami curahkan keyakinan kami pada-Mu, menjaga kami dari segala cobaan, janganlah jadikan kami orang yang di hancurkan oleh hawa nafsu, dekatkanlah pada kami keyakinan yang baik yang mirip dengan buah yang dekat dan siap di petik, hapuslah segala dosa yang telah kami lakukan, tutuplah setiap dari kami cacat, kelemahan, hususnya kelemahan di dalam berbicara kami, mudakanlah kami untuk berbuat amal yang baik, agung dan tinggi, jadikanlah perkumpulan kami ini rata dengan ramat dan pengampunan dari gudang pemberian-Mu, jadikanlah kami selalu tidak bergantungan dengan selain Engkau. Ya Alloh, sungguh Engkau menberikan tingkatan bagi setiap orang yang meminta pada-Mu da memberikan pengharapan setiap orang yang mengharap dari-Mu. Sedangkan kami telah meminta-Mu dengan mengharap pemberian yang langsung dari-Mu. Maka nyatakanlah pengharapan tersebut. Ya Alloh, berilah kami aman dari segala ketakutan, jadikanlah kami rakyat dan penguasa yang baik. Besarkanlah pahala bagi orang yang melakukan kebaikan ini di hari ini. Ya Alloh, jadikanlah negeri ini dan negeri- negeri Islam aman dan swasembada. Berilah kami hujan yang rata di tanah yang datar dan tinggi. Ampunilah orang yang menata Burud Maulid ini, yaitu Sayyid Ja’far, orang yang sebangsa pada Albarzanjy. Jadikanlah tempat peristirahatannya bersama orang- orang yang dekat dari-Mu. Berilah kedekatan dan pengharapannya Tutuplahlah cacat, kelemahan dan khususnya di dalam berbicaranya. Begitu pula orang yang menulis, membaca, dan orang yang mendengarkannya. Berilah Solawat-Mu pada orang yang menerima Tajalli dari Dzat Tuhan ( ya’ni : Nabi Muhammad SAW ), para keluarga, dan Sahabat, dan orang- orang yang menolongnya, selama telinga- telinga masih di gantungi mutiara sifat- sifat kenabian dan beberapa panggung yang agung di hiasai dengan hiasan- hiasan kenabian. Solawat yang paling afdlol semoga tercurahkan pada Sayyidina Muhammad nabi pemungkas, keluarga, dan para sahabatnya.